28 Oktober 2007

Puyer No.16

PUYER NO. 16

KOMPOSISI
Tiap bungkus (1 gram) mengandung :
ACIDUM ACETYLSALICYLICUM 50 mg
ACETAMINOPHENUM 275 mg
COFFEINUM 50 mg

CARA KERJA
Puyer No. 16 bekerja sebagai analgesik yang dapat meredakan nyeri.

FARMAKOLOGI
Asam Asetosalisilat atau asetosal merupakan suatu analgesik-antipiretik (penghilang rasa nyeri-penurun panas) dan antiinflamasi yang kuat, sedangkan Asetaminofen atau parasetamol merupakan suatu analgesik-antipiretik yang efektif walaupun hanya mempunyai efek antiinflamasi yang lemah. Khasiat kedua obat di atas disebabkan karena asetosal dan parasetamol sama-sama menghambat biosintesis prostaglandin.
Kafein adalah perangsang susunan saraf pusat yang dapat meningkatkan efek analgesik asetosal dan parasetamol.
Kombinasi di atas akan saling menguatkan efek penghilang rasa nyeri dan penurun panasnya sementara menurunkan resiko efek samping yang ditimbulkannya.

INDIKASI
Untuk mengobati sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, sakit otot, rematik, dan keadaan nyeri lainnya.

DOSIS
Dewasa : 3 x sehari, 1 bungkus.
Anak-anak : 1 th – 5 th 3 x sehari, ¼ bungkus.
6 th – 13 th 3 x sehari, ½ bungkus.
Puyer No. 16 sebaiknya diminum segera setelah makan.

KONTRAINDIKASI
Penderita yang hipersensitif dengan salah satu komponen obat ini.
Penderita tukak lambung dan usus 12 jari.
Penderita dengan manifestasi perdarahan seperti : trombositopenia, hemofilia, dll.

EFEK SAMPING
Pada dosis terapi Puyer No. 16 dapat ditoleransi dengan baik, efek samping yang pernah dilaporkan adalah gangguan saluran pencernaan seperti nyeri ulu hati, mual, dan muntah.
Puyer No. 16 dapat menghambat agregasi trombosit dan memperpanjang waktu perdarahan pada orang sehat. Pada kesempatan yang sangat jarang, pemberian asetosal pada anak-anak dapat menyebabkan Sindrom Reye. Reaksi alergi juga pernah dilaporkan.
Penggunaan dosis besar dan jangka panjang Puyer No. 16 dapat menyebabkan kerusakan hati.

PERINGATAN DAN PERHATIAN
Bila dalam waktu 2 hari setelah minum Puyer No. 16 demam belum turun atau bila nyeri tidak hilang dalam waktu 5 hari, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.
Hati-hati penggunaan Puyer No. 16 pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Puyer No. 16 tidak dianjurkan untuk diberikan kepada bayi, ibu hamil, dan ibu yang sedang menyusui.

INTERAKSI OBAT
Puyer No. 16 dapat memperpanjang waktu perdarahan bila diminum bersama antikoagulan.
Asetosal dapat meningkatkan efek hipoglikemik dari sulfonilurea. Karena itu, sebaiknya jangan diminum bersama-sama dengan sulfonilurea.
Puyer No. 16 dapat meniadakan efek urikosurik dari probenesid, sulfinpirazon, dan fenilbutazon; sedikit menurunkan efek natriuretik dari diuretik; dan meningkatkan efek toksik dari metotreksat.
SEDIAAN
Boks @ 12 bungkus.

PENYIMPANAN
Simpan di tempat sejuk dan kering.

sumber :
http://www.bintang7.com/


Data Dari Redavell mengenai Puyer No.16

Jenis Rancangan: Kemasan

Jenis Produk: Obat-obatan

Nama Produk: Puyer No. 16

No. daftar legal:
D.2615574

Visual Tampak: Background yang digunakan adalah warna kuning. Kemudian pada bagian tengah kemasan terdapat ukiran Jawa dengan logo Bintang Tujuh berwarna merah ditengah-temgah ukiran. Pada bagian atas kemasan terdapat tulisan logo Bintang Toedjoe berwarna putih diatas bentuk pita memanjang berwarna merah.

Layout Puyer ini didominasi dengan warna merah dan kuning. Warna merah memiliki arti kebahagiaan dan keberuntungan bagi masyarakat China. Sedangkan warna kuning merupakan warna ‘simbolik’ bagi orang China. Selain itu warna oranye juga menekankan produk yang tidak mahal. Ukiran yang ada di tengah dipengaruhi oleh ukiran khas Jawa.



Gambar di atas adalah ukiran yang digunakan pada kemasan Puyer No.16

SEJARAH UKIRAN
Ukiran kayu atau di seni ukir merupakan seni pertukangan tangan yang menjadi satu tradisi dalam masyarakat Nusantara (berawal dari suku bangsa melayau> sejak zaman dahulu yang berkembang secara turun-temurun. Seni ukir akan memperkenalkan teknik dan motif bunga ukir yang menjadi ciri khas ukiran Melayu tradisional. Menghasikan sebuah karya seni ukir memerlukan kemahiran, juga kemampuan memilih kayu, memproses kayu, memilih dan melukis motif ukiran hingga mengukir silat dengan menggunakan pemahat dan pisau wali.

SEJARAH PERKEMBANGAN UKIRAN KAYU
Sukar untuk melihat catatan untuk mengetahui sejarah awal ukiran kayu. Namun demikian catatan sejarah dari perjumpaan di zaman batu Neolitik di Asia Tenggara menunjukkan terdapatnya pengukir-pengukir handal telah wujud di zaman dahulu. Ini terbukti ukiran yang terdapat pada belanga, gelang, kendi dan pinggan mangkuk.Sejarah awal mengenai ukiran kayu di negara ini boleh diketahui setelah kita membaca buku Sejarah Melayu atau Sulalatus Salatin. Buku yang dikarang oleh Tun Sri Lanang itu ditulis pada abad ke-17. Dalam tulisan Tun Sri Lanang, tercatat keindahan seni bina istana Sultan Mansur Syah yang memerintah Melaka pada tahun 1459 hingga tahun 1477. Istana berukir indah itu digelar oleh rakyat Melaka sebagai 'Istana Hawa Nafsu'.
Seni ukir di negara ini telah pun berkembang lebih awal lagi daripada catatan Tun Sri Lanang, namun tidak ada catatan mengenainya.
Satu lagi catatan silam mengenai seni bina ialah Hikayat Misa Melayu. Dalam hikayat itu digambarkan mengenai seni ukir di istana yang terletak di Pulau Indera Sakti, sebuah tempat di Kuala Sungai Kinta, Perak Darul Ridzuan semasa pemerintahan Sultan Iskandar Zulkarnain (1756 - 1780). Di negeri Kelantan, Terengganu dan Pahang dan Kedah adalah negeri yang mempunyai pengukir dari turun temurun. Dikata bahawa kebanyakan ukiran kayu adalah terpengaruh dengan motif ukiran negara Siam, kerana pada suatu masa dahulu negeri ni di bawah pengaruh Siam. Ini adalah berdasarkan corak ukiran masjid, wakaf, istana dan rumah-rumah lama banyak persamaan dengan seni ukir negeri Siam. Tidak menghairankan kalau dikatakan bahawa seni ukir di negara ini telah didatangi dari selatan negeri Thailand yaitu Patani.

Sumber :
http://redavell.blogspot.com/2007/09/jenis-rancangan-kemasan-jenis-produk.html

Tidak ada komentar: