02 Desember 2007

Mengikis Praktik Diskriminasi Etnis Tionghoa

Mengikis Praktik Diskriminasi Etnis Tionghoa

Dalam berpolitik, mengapa warga etnis Tionghoa hingga kini tidak (mau) banyak terjun ke dunia politik bukan karena
warga etnis Tionghoa tidak (mau) berpolitik, namun akibat sistem yang diskriminatif yang sesungguhnya membuat etnis
ini tidak (bisa) terjun 'bebas berpolitik'

Saat ini Rancangan Undang-Undang Anti Diskriminasi masih dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Keberadaan Undang-Undang ini memang sangat dibutuhkan di tengah maraknya praktek diskriminasi yang terus saja
terjadi dari dulu hingga sekarang. Di antara kelompok yang selalu menjadi korban praktik diskrimasi adalah etnis
Tionghoa yang sudah merasakan diskriminasi sejak zaman pra-kemerdekaan hingga saat ini.

Sebetulnya, bahasan mengenai etnis Tionghoa bukan masalah baru, tapi hal ini masih penting didiskusikan kembali
sebab praktik diskriminasi etnis Tionghoa masih terus terjadi. Lebih dari itu, praktik diskriminasi juga telah lama
dijalankan, utamanya di masa Orde Baru (Orba). Di masa Orba itu, pintu kebebasan dan saluran komunikasi publik
khususnya terhadap etnis Tionghoa sangat tertutup rapat. Tak heran, kalau peran warga etnis Tionghoa dalam berbagai
bidang, khususnya politik, sangat terbatas.

Seiring tumbangnya Orba, suasana hidup berbangsa mulai berubah ditandai dengan pintu kebebasan berdemokrasi dan
berpendapat mulai dibuka. Namun demikian, pola dan praktik diskriminasi di era reformasi seperti saat ini bukan berarti
sudah tidak ada masalah. Justru masih menyisakan masalah. Hanya saja, bentuk dan ragam polanya telah berubah.

Belum lama ini, penulis melakukan wawancara khusus dengan Aliptojo Wongsodihardjo, Ketua Umum Perhimpunan
Indonesia Tionghoa (INTI) Jatim. Dalam wawancara itu, Aliptojo mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir, di
Surabaya, diskriminasi etnis Tionghoa masih terus saja terjadi. Mulai dari diskriminasi oleh pemerintah kota dengan
adanya pemberlakuan kebijakan 'tidak adil' yaitu Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) dalam
urusan kependudukan dan publik meski peraturan perundang-undangan sudah mengatur tapi dalam realitasnya masih
saja dilanggar. Meski tak kelihatan secara kasat mata praktik diskriminasi dalam berpolitik juga terjadi.

Karenanya, ia berharap praktik diskriminasi bisa dikikis sedikit demi sedikit hingga akhirnya tak ada perbedaan dan
praktik diskriminasi (Aliptojo, 2007).

Dalam berpolitik, mengapa warga etnis Tionghoa hingga kini tidak (mau) banyak terjun ke dunia politik bukan karena
warga etnis Tionghoa tidak (mau) berpolitik, namun akibat sistem yang diskriminatif yang sesungguhnya membuat etnis
ini tidak (bisa) terjun 'bebas berpolitik'. Tidak saja dalam konteks politik nasional tetapi juga lokal, seperti pilkada/ pilgub.
Dalam pilkada di Surabaya lalu, misalnya, sangat tampak warga etnis Tionghoa masih 'takut' dalam berpolitik. Karena,
perasaan was-was masih terus menghantui warga etnis ini.

Secara historis, citra negatif etnis Tionghoa memiliki akar yang sangat panjang. Menurut pakar dan peneliti sejarah LIPI,
Asvi Warman Adam, mengatakan bahwa secara historis, sejak masa sebelum kedatangan bangsa Eropa, terutama pada
masa kolonial. Masalah China (baca: Tiongkok) (Chineesche Kwestie) baru menghangat di koloni ini sejak 1900-an
ketika timbul gerakan nasionalisme kaum peranakan China di Indonesia.

Hal berbeda tapi agak serupa diungkap Andjarwati Noordjanah (2004) dalam bukunya Komunitas Tionghoa di Surabaya.
Andjarwati menengarai praktik diskriminasi terhadap etnis Tionghoa hingga kini masih menggejala baik secara struktural
maupun kultural. Secara kultural, dalam benak penduduk “pribumi” nampaknya masih tersimpan stereotip
yang memang “sengaja” dibuat sejak berabad-abad silam, bahwa warga etnis Tionghoa adalah warga
“kelas dua”.

Anggapan itulah yang bagi warga etnis Tionghoa merupakan satu contoh tindakan diskriminatif yang barangkali tidak
disadari oleh warga pribumi. Sebetulnya, penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi atau “kelas kedua” di
sini tidak tepat, namun karena dalam realitasnya masih saja dipakai, sengaja atau tidak, akibatnya terjadilah stereotiping.
Karenanya, barangkali tepat bila istilah-istilah tersebut tidak seharusnya dipakai atau disebut lagi dalam interaksi sosial.
Pasalnya, ungkapan-ungkapan semacam itu terasa bisa menyakiti pihak-pihak tertentu.

Berbeda dengan Andjarwati, Aliptojo melihat akar masalah merebaknya praktik diskriminasi di negeri ini, termasuk di
Jawa Timur, sesungguhnya bukan lebih disebabkan oleh masyarakat (kultural), tetapi disebabkan oleh faktor struktural di
mana negara melalui produk hukumnya yang dianggap masih berbau “kolonial” melanggengkan praktik
diskriminasi.

Pasalnya, masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Timur, meski berbeda suku, budaya, agama, etnis dan bahasa,
faktanya justru tidak terlalu mempermasalahkan keragaman tersebut. Masalahnya justru ada pada hukum yang secara
langsung maupun tidak mendorong orang untuk menafsirkan pada hal-hal yang mengarah pada pola dan praktik
diskriminatif.

Misal saja, secara substansial beberapa di antaranya adalah praktik dan pola diskriminatif dalam undang-undang yang
mengatur masalah dispenduk (Dinas Kependudukan). Nah, di sini warga etnis Tionghoa masih saja dipersulit dalam
mengurus urusan asal usul dan status kewarganegaraan. Akibatnya, tidak sedikit warga etnis Tionghoa yang belum
memiliki status kewarganegaraannya hingga saat ini.

Karena masalahnya lebih pada aspek hukum, maka dalam konteks semacam ini langkah pertama yang harus ditempuh
adalah hukum yang berbau diskriminatif itu perlu segera diubah dengan peraturan atau hukum baru yang lebih terbuka
dan anti diskriminatif terhadap etnis apapun dan siapapun, khususnya etnis Tionghoa. Anggota dewan tentu saja harus
memperhatikan kasus dan masalah ini dalam membahas Rancangan Undang-Undang Anti Diskriminasi yang sedang
dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Jalan Lain

Bagi masyarakat secara umum, barangkali bisa ikut serta dalam menghapus praktik diskriminasi di tanah air dengan
tidak berbuat sesuatu yang mengarah pada praktik diskriminatif.

Selain langkah tersebut di atas, jalan lain yang bisa ditempuh adalah melalui penyelenggaraan model pendidikan antidiskriminatif.
Tujuan pendidikan ini adalah memberikan pemahaman bahwa praktik diskriminasi itu tidak baik dan perlu
dihindari dengan membiasakan hidup tidak saling bermusuhan dan mendiskriminasi hanya disebabkan karena berbeda
suku, etnis, agama dan budaya.

Dalam konteks wawasan nasionalisme, model pendidikan ini juga menanamkan spirit nilai-nilai kebangsaan yang akhirakhir
ini semakin mengikis di tengah praktik cinta tanah air dan bangsa yang mulai hilang dan tampak sangat ritual
formalistik. Karenanya, cinta tanah air dan bangsa perlu dipahami dan dipraktikkan mulai sejak dini, terutama usia-usia
kanak-kanak dan masyarakat juga bisa membiasakan diri dengan kegiatan yang mengarah pada pola hidup demokratis,
multikulturalis, dan nasionalistik.

Singkat kata, pendidikan dan hukum adalah dua entitas penting yang mampu memperkuat terciptanya kesadaran
masyarakat. Kesadaran ini menjadi penting sebab kesadaran menuntun pikiran. Pikiran akan menuntun pada tindakan.
Jadi, tindakan diskriminasi sesungguhnya akar masalahnya lebih pada basis kesadaran ketimbang yang lain.

Hukum tidak lain lahir dimaksudkan karena belum sadarnya masyarakat akan sesuatu hal. Karenanya, dibuatlah aturanaturan.
Demikian pula pendidikan, esensinya barangkali juga karena masyarkatnya belum begitu terdidik dalam
pengertian luas.

Akhir kata, hukum dan pendidikan selain mampu berperan sebagai media penyadaran juga sebagai juru selamat bagi
seluruh umat manusia yang menjadi korban diskriminasi ras, etnis, agama, bahasa, suku dan status sosial. Hal itu saya
kira menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah yang belum digarap secara baik. Wallahu a'lam.***

Choirul Mahfud

Penulis adalah dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Warna Hijau

Hijau ialah warna yang biasa tampak dalam alam semula jadi, khususnya tumbuh-tumbuhan. Kebanyakan tumbuh-tumbuhan berwarna hijau, terutamanya kerana tumbuh-tumbuhan mempunyai klorofil, sejenis sebatian yang terlibat dalam proses fotosintesis.

Cahaya hijau mempunyai panjang gelombang di sekitar 520–570 nanometer, dan dianggap sebagai salah satu daripada warna primer tambahan. Hijau ialah warna pelengkap untuk warna magenta; lebih tepat, warna hijau dengan kod perenambelasan #FF00FF. Orang-orang yang buta warna seringnya dapat membedakan kedua-dua warna ini, tetapi keliru antara warna-warna ini dengan warna-warna yang lain; umpamanya, hijau terang dengan kuning, dan hijau tua dengan coklat.


Penggunaan Warna Hijau

  • Warna hijau melambangkan pergi untuk isyarat lampu, isyarat kereta api, dan isyarat kapal.
  • Pada Zaman Pertengahan, hijau melambangkan makhluk jahat atau hantu (termasuk naga Eropah, dan terekadang cinta).
  • Di China kuno, warna hijau ialah lambang untuk Timur dan Kayu, salah satu daripada lima warna utama.
  • Di pasaran saham Amerika Utara, warna hijau digunakan untuk melambangkan kenaikan harga saham. Bagaimanapun, di pasaran saham Asia Timur, warna hijau digunakan untuk lawannya, iaitu penurunan harga saham.
  • Dalam perombaan kereta, bendera hijau menandakan permulaan atau penyambungan semula perlombaan.
  • Warna hijau ialah warna tradisi untuk sains suci canon law.
  • Disebabkan sifat penyamaran, warna hijau biasa dipergunakan untuk pakaian seragam lapangan bagi perkhidmatan tentara. Warna ini juga digunakan sebagai pakaian seragam untuk banyak angkatan tentara darat dan laut.
  • Warna hijau ialah lambang untuk Ireland yang sering dirujuk sebagai "Pulau Batu Zamrud". Warna ini khususnya dikaitkan kepada tradisi republik dan nationalisme pada zaman modern, dan digunakan dalam maksud ini untuk bendera Republik Ireland, dengan keseimbangan dengan warna Protestan.
  • Warna hijau juga bertindak sebagai lambang untuk bahasa Esperanto. Warna ini dikaitkan, khususnya, kepada bintang hijau dalam bendera Esperanto.
  • Warna hijau juga dianggap sebagai warna tradisi untuk agama Islam, disebabkan perkaitannya dengan alam semula jadi. Nabi Muhammad disebut dengan pasti dalam hadis sebagai berkata bahawa "air, tumbuhan-tumbuhan hijau, dan wajah yang jelita" merupakan tiga benda sejagat yang baik. Selain itu, dalam sura Al-Insan di dalam al-Quran, pengikut-pengikut Allah di Jannah dikatakan memakai sutera hijau yang bagus sekali [1].
  • Skrin Hijau merupakan nama am untuk paparan komputer CRT monokrom yang menggunakan skrin fosfor P1.
  • Perasaan iri hati sering dikaitkan secara tradisi dengan warna hijau.

Warna Merah

Merah atau warna merah adalah warna di frekuensi cahaya yang paling rendah yang kelihatan atau dapat ditangkap pada mata manusia. Cahaya merah mempunyai panjang gelombang dengan jangkauan sekitar 630-760 nm. Darah yang diberi oksigen menjadi berwarna merah karena adanya hemoglobin. Cahaya merah adalah cahaya yang pertama diserap oleh air laut, sehingga banyak ikan dan invertebrata kelautan yang kelihatannya merah saga (merah cerah) menjadi kelihatan hitam di habitat asli mereka.

Merah adalah salah satu warna primer additif, merupakan komplemen dari warna cyan (biru kehijau-hijauan). Warna merah pernah dipertimbangkan untuk menjadi warna primer subtraktif, dan kadang-kadang masih tergambar sebagai seperti itu di tulisan yang tidak ilmiah; akan tetapi, warna cyan, magenta dan kuning sekarang diketahui lebih dekat ke warna primer subtraktif yang dapat dideteksi oleh mata, dan dipakai di pencetakan warna modern.

Pada frekuensi yang lebih rendah disebut infra merah, atau merah jauh.

Filter berwarna merah yang dipakai pada fotografi hitam dan putih meningkatkan kontras (perbedaan meyolok) disebagian besar hasil gambar. Misalnya, gabungan dengan polarizer, bisa membuat warna langit menjadi hitam. Negatif film yang menirukan efek dari film infra merah (seperti SFX Ilford 200) lakukan, dengan lebih peka terhadap warna merah daripada warna-warna lainnya.



Penggunaan, simbolisasi, keseharian

  • Merah adalah warna kehangatan, contoh penggunaannya untuk menunjukkan daerah yang lebih hangat pada peta cuaca, atau untuk peringatan yang berhubungan dengan panas. Kendaraan pemadam kebakaran identik dengan warna merah.
  • Warna merah menarik perhatian orang-orang, dan sering dipergunakan untuk menunjukkan bahaya atau keadaan darurat
  • Merah adalah warna yang melambangkan panas dan api. Keran untuk air panas biasanya diberi tanda atau label berwarna merah.
  • Warna merah menunjukkan arti berhenti, contohnya pada rambu-rambu STOP, lampu lalu lintas (lampu merah), lampu rem pada kendaraan
  • Palang Merah atau Bulan Sabit Merah menandakan personalia medis, fasilitas, atau perlengkapan, atau Konvensi Jenewa.
  • Warna merah menunjukkan bahaya ekstrim atau bahaya besar pada skala kode-warna dunia Barat, misalnya seperti tanda bahaya maupun Sistem Keamanan Negara AS (en: Homeland Security Advisory System).
  • Dalam sepak bola, kartu merah menandakan pelanggaran berat dan akibatnya adalah pengusiran terhadap seorang pemain keluar lapangan.
  • Dalam balapan mobil, bendera merah adalah tanda untuk semua mobil segera berhenti. Redline (garis merah) adalah kecepatan maksimum mesin dan komponen-komponen lainnya bisa berjalan.
  • Pintu darurat pada pesawat udara penumpang ditunjukkan oleh tanda dan penerangan merah.
  • Merah adalah warna untuk cinta lahir maupun batin. Warna merah juga menunjukkan kemarahan, seperti muka yang memerah. Tetapi warna merah juga menunjukkan rasa malu, misalnya karena di goda maupun dipermalukan.
  • Identik dengan warna darah, maka merah dihubungkan dengan dewa perang, Mars, dan planet kemerah-merahan menjadi sebutan bagi planet Mars. Ungkapan kata merah-darah mencerminkan seseorang yang berani, kuat, atau bersifat jantan.
  • Pada kejadian Perang Saudara Rusia dan Perang Saudara Finlandia adalah peperangan di antara Tentara Merah dan Tentara Putih.
  • Identifikasi Komunisme dengan "Sosialis" merah - dengan bendera merah menjadi warna utama bendera Uni Soviet dan bintang merah yang menjadi emblem atau lambang Komunis yang dibawa ke frase Perang Dingin sebagai "Ancaman Merah" (the Red Menace) dan Tiongkok Merah - membedakannya dari Tiongkok Nasionalis, "Free China", atau Taiwan. Warna merah juga dihubungkan dengan kendaraan politik seperti Penjaga Merah Tiongkok dan Penjaga Merah Rusia selama Revolusi Rusia maupun kelompok kemiliteran seperti misalnya Faksi Tentara Merah di Jerman dan Tentara Merah Jepang.
  • Menjadi simbolisasi dalam budaya Tionghoa, merah adalah warna keberuntungan dan menjadi warna untuk pakaian pernikahan. Uang dalam masyarakat Tionghoa biasa diberikan dalam amplop merah (angpao)
  • Tinta merah dipergunakan untuk menunjukkan hutang - sama juga seperti dengan kerugian dalam laporan neraca (dalam kaitannya warna merah menandakan kerugian ekonomi).
  • Di bursa saham Amerika Utara, merah dipergunakan untuk menunjukkan penurunan di harga saham. Di bursa saham Asia Timur, merah dipergunakan untuk menunjukkan kenaikan di harga saham.
  • Di peta politik, warna merah secara tradisi digunakan partai politik sebagai berikut:
  • Warna merah juga merupakan salah satu warna utama dalam Natal, selain warna hijau dan putih.
  • Dalam Sejarah Militer Jepang warna merah adalah warna bendera kemiliteran yang digunakan oleh klan Heike Heike (atau Taira) dan juga klan Genji atau (Minamoto), yang merupakan dua klan yang berjuang untuk kekuasaan pada era Heian di akhir abad 12.
  • Merah adalah kata yang digunakan untuk ikan jenis Myripristis dalam Bahasa Tobia.
  • Merah adalah warna dengan nilai terendah dalam bola yang dipergunakan untuk permainan snooker.
  • Ada 150 negara yang menyertakan warna merah di Bendera Nasional kebangsaannya.



12 November 2007

Peta Isle of Man






Gambar di atas merupakan peta dari Isle Man, di mana pulau ini terletak di Irish Sea. Yang merupakan perairan di antara Inggris dan Irlandia.

The Isle Man adalah daerah teritori bebas Crown dengan pemerintahan yang berdiri sendiri, tetapi bukan merupakan wilayah United Kingdom (UK).

29 Oktober 2007

Puyer 16 masih menduduki posisi #1 dlm obat sakit kepala

Kenapa Puyer Bintang Toedjoe #1?
Saat ini badan survey customer satisfaction demikian gencarnya melakukan survey terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengukur sampai dimana kepuasan pelanggan mereka terhadap servis yang diberikan perusahaan.
Survai ini bahkan dilakukan oleh suatu perusahaan riset dan sebuah majalah bisnis di Indonesia yang lebih dikenal di Indonesia dengan survai Indonesia customer/consumer satisfaction index (ICSI).

Seperti telah kita ketahui, survai tersebut dilakukan terhadap 42 kategori produk konsumsi di enam kota utama di Indonesia.

Survai juga mencoba mengukur tiga dimensi kepuasan pelanggan, yaitu kepuasan terhadap kualitas produk (quality satisfaction), kepuasan terhadap harga berdasarkan kualitas yang diterima (value satisfaction), dan persepsi pelanggan mengenai merek secara keseluruhan -- kualitas, harga, dan lain-lain -- yang dinilai paling baik (perceived best).

Ada yang menarik dari hasil survai ICSI tersebut.
Satu diantaranya adalah kenyataan bahwa merek-merek hasil rejuvenasi atau gampangnya merek hasil peremajaan, di luar dugaan kita, mendapat tempat yang cukup bahkan sangat layak dalam peringkat ICSI.

Ambil contoh Puyer Bintang Toedjoe No. 16. Produk yang usianya hampir kepala enam itu menduduki singgasana peringkat untuk kategori obat sakit kepala, malah 60 persen market share di kategori obat sakit kepala Puyer Nomor 16 cukup mendominasi di pasar obat sakit kepala. mengalahkan ''daun-daun muda'' seperti Paramex, Panadol atau Bodrex. Juga, Woods yang di luar dugaan mampu nongkrong di posisi keempat untuk kategori obat batuk mengungguli pemain-pemain kakap macam Benadryl, Konidin, atau OBH Combi Plus.
Pertanyaannya, kenapa prestasi mereka dalam memuaskan pelangan cukup bagus? Karena kebetulan atau karena memang ada alasan rasional di baliknya? Jawabnya saya kira bisa keduanya. Sebagai sebuah kasus saya akan mencoba membuat analisis kecil mengenai bagaimana Puyer Bintang Toedjoe (PBT) bisa menjadi jawara.

Dari sini saya mencoba melihat apakah ini berlaku umum bagi merek-merek yang diremajakan. Saya melihat ada dua faktor kunci kenapa kinerja pemuasan pelanggan merek ini bagus. Faktor yang pertama adalah kekuatan merek. Dan faktor kedua adalah pelanggan yang sangat loyal yang berasal dari kalangan tradisional menengah-bawah dan umumnya adalah orang-orang tua. Coba kita urai lagi lebih lanjut dua faktor ini.Apa unsur kekuatan merek PBT? Kekuatannya saya kira terletak pada persepsi kualitas (perceived quality) yang amat tinggi. Persepsi kualitas ini terbentuk oleh kokohnya beberapa atribut kualitas yang menjadi tulang-punggung PBT, yaitu kemanjuran dan kekhasiatan puyer, availibility plus accessability produk, keamanan obat yang telah teruji puluhan tahun, dan terakhir yang saya kira sangat penting adalah brand credibility. Persepsi kualitas ini amat kokoh karena PBT membuktikanya dalam rentang waktu sangat panjang. Dalam kurun waktu panjang itu pengalaman yang didapat pelanggannya cukup stabil dan positif. Hal terakhir inilah yang saya kira tak dimiliki oleh pesaing-pesaingnya yang lebih muda. Kekuatan merek saja tentu saja tak cukup. Faktor ini menjadi semakin berarti karena didukung oleh faktor kedua yaitu lapis pelanggan yang sangat loyal. Pelanggan PBT umumnya adalah kalangan tradisional menengah-bawah yang telah mengkonsumsi PBT selama bertahun-tahun dan karena itu sulit berpindah ke obat lain. Hubungan jangka panjang ini memungkinkan terjadinya proses saling belajar dan tercapainya ''kesepahaman'' antara PBT dan pelanggannya mengenai standar proposisi nilai yang hendak dipertukarkan: di satu sisi pelanggan semakin mengerti tingkat dan standar kinerja produk. Sementara di sisi lain, PBT semakin memahami tingkat ekspektasi pelanggan. Saya kira sulit proses saling memahami antara produsen dan pelanggan ini dapat terbangun tanpa hubungan intim dalam kurun waktu yang lama, bisa jadi hingga puluhan tahun. Akibat dari proses belajar dan adanya kesepahaman ini adalah pemahaman dan persepsi PBT mengenai ekspektasi pelanggannya semakin mendekati ekspektasi pelanggan yang sesungguhnya. Harus diingat bahwa kepuasan pelanggan terbangun jika persepsi si produsen mengenai ekspektasi pelanggannya sama atau setidaknya mendekati -- atau dengan kata lain tak terjadi gap -- dengan ekspektasi sesungguhnya, dan apabila si produsen mampu memenuhi ekspektasi tersebut secara baik. Barangkali ada untungnya juga PBT memiliki pelanggan tradisional yang relatif lebih konservatif, yang bisa kita duga ekspektasinya relatif stabil. Ini masih ditunjang strategi promosi PBT yang juga konservatif, sehingga ekspektasi pelanggannya dapat dijaga konstan, bukannya terus terdongkrak naik. Dengan dua kenyataan ini bisa diduga bahwa gap di atas menjadi relatif kecil dibandingkan pesaing-pesaingnya. Kembali ke peremajaan merek. Saya kira modal terbesar dari merek-merek yang dulunya kokoh, kemudian tenggelam, dan kini diremajakan adalah faktor pelanggan loyal ini. Bisa jadi pelanggan loyal ini semakin hari semakin menyusut, tapi itu tidak dengan sendirinya menurunkan tingkat loyalitas mereka. Seperti halnya PBT, basis pelanggan loyal ini umumnya terbangun karena relationship jangka panjang yang sudah teruji. Mereka umumnya sudah cukup lama ''berhubungan intim'' dengan si pelanggan, sehingga tahu luar-dalam pelanggannya. Sebaliknya, si pelanggan juga tahu luar-dalam si merek. Proses tahu sama tahu ini kemudian diikuti dengan proses “saling pengertian” diantara keduanya. Dan akhirnya, saling mengerti antara si merek dan si pelanggan inilah saya kira yang menjadi landasan terciptanya kepuasan konsumen.Mengakhiri tulisan ini saya ingin memberikan catatan kecil untuk PBT. Saya menduga kepuasan yang tinggi ini datang dari core customer PBT di atas, yaitu kelompok tradisional tua yang umumnya berada di pedesaan. Tantangan bagi PBT adalah mampu tidak puyer ini ''diwariskan'' ke generasi-generasi yang lebih muda. Kita tahu gempuran iklan pesaingnya yang lebih ''modern'' semakin memojokkan PBT pada positioning yang barangkali kurang menguntungkan, yaitu tradisional dan old-fashioned alias tua. Kalau ini tak mampu dilakukan, barangkali tingkat kepuasan pelanggannya akan tetap tinggi, tapi dengan jumlah yang dari hari ke hari semakin menyusut.


sumber : www.republika.co.id

28 Oktober 2007

Logo Cap Kaki Tiga

Logo yang berkenaan dengan logo "Cap Kaki Tiga"


Onchan



Calf of Man Crufiction







The Isle of Man




Sebuah pulau yg bernama Isle of Man. Dari namanya pasti orang udah mikir kalo itu pulau para pria kaya salah satu iklan tv AXE LAND, tapi jangan berpikiran aneh dulu pulau ini tidak semuanya berpenghuni pria dan tidak ada sangkut pautnya dengan iklan tv itu..Sebaliknya populasi daerah beribukota Douglas ini termasuk proposional dalam gender, pria 48,5% dan wanita 51,5%. Daratan seluas 572km² dengan total populasi 76.538 jiwa ini juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup lega, 133 jiwa per km²; bandingkan dengan penduduk di Jakarta seluas 740 km² dengan densitas 16.667 jiwa per km². Negara anggota commonwealth ini menggunakan dua bahasa: Inggris dan Manx Gaelic, dan memakai mata uang Manx Pound yang nilainya setara dengan Pound Inggris.

Yang menarik dari pembahasan negara ini adalah bendera nasionalnya yang amat unik. Anda semua bisa liat gambar yang diatas dan mungkin anda semua masih inget sebuah produk kesehatan yg berbentuk cairan penyegar. Bendera nasional Isle of Man bersimbol kaki tiga yang menyatu pada bagian pangkal paha dan membentuk sudut pada lutut. Hampir mirip dengan logo Cap Kaki Tiga, entah siapa yang meniru siapa. Yang pasti, simbol The Three Legs of Man sudah ada pada abad ke-13 di daerah barat Skotlandia dan dipakai pada uang koin Manx selama abad 17-19. Simbol ini diambil dari coat of arms (panji) milik Magnus III, raja terakhir Isle of Man dan resmi menjadi bendera nasional sejak tahun 1968. Pahatan batu prasejarah bergambar serupa juga pernah ditemukan di utara Italia. Begitu pula pada vas dan koin kuno Yunani abad ke-6 dan ke-8 sebelum masehi. Dan berdasarkan ilmu mitologi Skandinavia, kaki tiga adalah simbol kuno untuk waktu dan perputaran matahari yang melalui surga. The Three Legs of Man juga disebut dengan triskelion, yang diartikan sebagai simbol triplicity in unity, salah satu dasar agama Celtic. Triplicity dalam ajaran Celtic melambangkan tiga kuil dewa: Lugh-Daghda-Ogme, tiga aspek dewi: anak-istri-ibu, tiga kelas sosial: agamawan-pemimpin dan ksatria-pekerja, dan filosofi dunia:tiga daur kehidupan. Triskelion juga kerap melambangkan tiga elemen dinamis: air, udara dan api, atau gelombang laut, hembusan angin dan kobaran api. Pusat dari ketiga elemen tersebut adalah Bumi.

sumber : majalah biweekly PS
Foto : Isle of Man


Sumber : http://fienabiz.multiply.com





PIL CHI KIT TECK AUN

PIL CHI KIT TECK AUN

Lisensi dari :E P Brand Teck Aun Medical Factory S/BPenang, Malaysia


Sebagai pemegang lisensi untuk distributor tunggal di Indonesia, PT Sinde Budi Sentosa juga mendistribusikan produk terkenal dari Malaysia, Pil Chikit Teck Aun Pills. Produk ini 100% diformasikan dari tumbuh-tumbuhan yang terbukti efektif untuk sakit perut ,diare, mual , mabuk perjalanan dan masuk angin.

Indikasi / Indication

Mengatasi sakit perut seperti : mencret-mencret, mabuk perjalanan, nyeri haid, perut kembung & keracunan makanan.

Tinjauan kemasan "Obat Sumang" Cap Kaki Tiga

Tinjauan dari segi ekspresifistik

· Mengesankan kesan panas. Terlihat dari penggunaan warna-warna panas merah, orange dan kuning, tanpa ada warna dingin sedikitpun.

· Pola layout menggunakan susunan lingkaran-lingkaran yang memusat pada logo kaki tiga di pojok kiri bawah. Memberikan kesan adanya pemusatan.


Tinjauan dari segi instrumentalistik

· Warna panas yang digunakan pada kemasan menunjukkan fungsi dari obat. Dimana fungsi dari obat ini adalah untuk menurunkan panas (obat sumang).

· Menggambarkan adanya pengaruh budaya Tionghoa.
Terlihat dari penggunaan bahasa Mandarin serta penulisan hurufnya yang diletakkan di bagian kanan (karena penulisan Chinese dimulai dari kanan ke kiri), penggunaan warna merah yang identik dengan Chinese, penggunaan pola-pola lingkaran (dimana kita tahu bahwa bentuk lingkaran-bulat- itu memiliki hubungan erat dengan salah satu ajaran Cina yang mengatakan bahwa pada dasarnya bentuk-bentuk di alam semesta itu adalah bulat), serta dari penggunaan border yang memiliki unsur Chinese.

· Lingkaran biru menunjukkan golongan obat (obat tersebut dijual bebas dengan resep dokter).

Dijual di luar Indonesia juga...

Ternyata produk Ai Kan Shan juga ditemukan di Johor, Malaysia.... Nama produknya jelas berbeda, tetapi artinya sama koq kalo diterjemahin ke bahasa Indonesia... Nama produknya yaitu AI KAN SHAN FEVER POWDER (Indonesia : Obat bubuk demam Ai Kan Shan).

Seperti yang kelompok kami ketahui, dari orang tua, sumang dalam bahasa Jawa berarti demam ringan (suhu tubuh agak hangat).

Berikut ditampilkan data yang diperoleh tentang obat Ai Kan Shan yang terdapat di Malaysia:







Puyeng..? Minum puyer 16!

Semua retak gara-gara gempa dahsyat ini.

Camera: Canon PowerShot S1 IS
Shutter Speed: 1/125 sec
Aperture: f 4.5
Focal Length: 5.8 mm

PT. Sinde Budi Sentosa

Sekilas Perusahaan



PT Sinde Budi Sentosa meraupakan perusahaan farmasi yang memproduksi dan memasarkan produk-produk bermerk. Produk utamanya, Cap Kaki Tiga, (selain Lasegar dan Cap Badak) diperkenalkan pada tahun 1981 dan menjadi terkenal di seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga.

Kami telah melakukan investasi secara strategis dalam pengadaan fasilitas manufaktur serta dalam penerapan sistem pengawasan mutu yang ketat. Standar Good Manufacturing Practice (GMP), yang ditetapkan oleh CPOB dan CPOTB Indonesia, sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari etika bisnis kami.

Dengan memanfaatkan fasilitas produksi terpadu, kami memproduksi sebelas ragam produk yang terdiri dari obat panas dalam, balsem, puyer skit kepala, salep kulit, obat kurap, obat masuk angin, balsem Bapala, sirup obat batuk, pil sakit perut, minyak angin dan minuman energi. Beberapa di antaranya merupakan pemimpin di pasar ekspor dan domestik.

Jaringan distribusi kami telah meluas sampai ke area pedesaan di pasar domestik di lebih dari 30 propinsi di Indonesia dan di pasar utama Asia Tenggara. Pengelolaan aktivitas distribusi ini kami percayakan pada anak perusahan kami, PT Sentosa Karya Gemilang.

Seperti diketahui, produk-produk kami telah memiliki posisi yang kuat. Di beberapa tempat, produk-produk tersebut sudah menjadi sebutan umum untuk produk yang diinginkan. Di sisi lain kami juga memperoleh keuntungan dalam memasarkan produk-produk lisensi dan sebagai agen tunggal produk yang berkualitas tinggi.

Nilai utama bisnis kami terletak pada kemitraan yang baikd engan pihak-pihak terkait. Secara internal, kami terus menciptakan suasana kerja yang kondusif, dimana Serikat Pekerja merupakan anggota dari keluarga besar kami.

Kami juga tak melupakan tanggung jawab terhadap lingkungan fisik kami, antara lain dengan menjaga kesinambungan aktivitas peduli lingkungan.

Ke depan, kami akan berupaya memperluas keragaman produk kami dengan menambah lisensi dan keagenan. Di saat yang sama, tujuan ekspor kami pun akan merambah ke negara-negara Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah dan Asia.

PRODUK

Minuman Energi

Diluncurkan sejak 2002 dan dipasarkan dalam botol 150 ml, 200 ml dan kaleng 238 ml, serta dalam serbuk sachet 4g dan 25 ml cair, Ena'O segera menjadi produk pilihan dari PT Sinde Budi Sentosa di pasar minuman energi nasional. Dengan rasa enak dan tidak terlalu asam, Ena'O merupakan minuman energi yang dapat diperoleh di lebih dari 30 propinsi di Indonesia.



Lasegar dan Larutan Penyegar Cap Badak

Diproduksi sebagai larutan penyegar kedua dan ketiga di tahun 1995 yang awalnya ditujukan untuk meredam persaingan yang agresif, Lasegar dan Larutan Penyegar Cap Badak diposisikan sebagai obat panas dalam yang lebih ekonomis. Produk ini dapat diperoleh dalam botol ukuran 200 ml dan 500 ml. Lasegar dan Larutan Penyegar Cap Badak dapat diperoleh dalam kaleng 320 ml dengan delapan rasa. Produk ini berfungsi untuk menghilangkan sariawan, bibir pecah-pecah, panas dalam dan kongesti.



Langlang Sari

Produk lain yang sedang diperkenalkan sekarang adalah serbuk Langlang Sari. Serbuk ini memiliki empat rasa: Jeruk, Lime, Strawberry dan Leci. Dilarutkan dengan 180 ml air, minuman ini akan menjadi obat panas dalam cair yang ekonomis dari PT Sinde Budi Sentosa.



Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga

Tampil pertama di kelasnya. Cap Kaki Tiga telah terbukti memimpin di pasar larutan penyegar. Selama bertahun-tahun, pelanggan dari berbagai negara telah mempercayakan Cap Kaki Tiga untuk mengurangi penyakit dan meningkatkan kualitas kesehatan. Selaind dengan formula tradisional, larutan penyegar dengan tujuh rasa baru juga telah dipasarkan dalam kemasan kaleng. Jaringan distribusinya telah merambah ke seluruh antero Nusantara, bahkan melewati batas megara dan meluas sampai ke pasar regional dan internasional.




Puyer No.16

PUYER NO. 16

KOMPOSISI
Tiap bungkus (1 gram) mengandung :
ACIDUM ACETYLSALICYLICUM 50 mg
ACETAMINOPHENUM 275 mg
COFFEINUM 50 mg

CARA KERJA
Puyer No. 16 bekerja sebagai analgesik yang dapat meredakan nyeri.

FARMAKOLOGI
Asam Asetosalisilat atau asetosal merupakan suatu analgesik-antipiretik (penghilang rasa nyeri-penurun panas) dan antiinflamasi yang kuat, sedangkan Asetaminofen atau parasetamol merupakan suatu analgesik-antipiretik yang efektif walaupun hanya mempunyai efek antiinflamasi yang lemah. Khasiat kedua obat di atas disebabkan karena asetosal dan parasetamol sama-sama menghambat biosintesis prostaglandin.
Kafein adalah perangsang susunan saraf pusat yang dapat meningkatkan efek analgesik asetosal dan parasetamol.
Kombinasi di atas akan saling menguatkan efek penghilang rasa nyeri dan penurun panasnya sementara menurunkan resiko efek samping yang ditimbulkannya.

INDIKASI
Untuk mengobati sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, sakit otot, rematik, dan keadaan nyeri lainnya.

DOSIS
Dewasa : 3 x sehari, 1 bungkus.
Anak-anak : 1 th – 5 th 3 x sehari, ¼ bungkus.
6 th – 13 th 3 x sehari, ½ bungkus.
Puyer No. 16 sebaiknya diminum segera setelah makan.

KONTRAINDIKASI
Penderita yang hipersensitif dengan salah satu komponen obat ini.
Penderita tukak lambung dan usus 12 jari.
Penderita dengan manifestasi perdarahan seperti : trombositopenia, hemofilia, dll.

EFEK SAMPING
Pada dosis terapi Puyer No. 16 dapat ditoleransi dengan baik, efek samping yang pernah dilaporkan adalah gangguan saluran pencernaan seperti nyeri ulu hati, mual, dan muntah.
Puyer No. 16 dapat menghambat agregasi trombosit dan memperpanjang waktu perdarahan pada orang sehat. Pada kesempatan yang sangat jarang, pemberian asetosal pada anak-anak dapat menyebabkan Sindrom Reye. Reaksi alergi juga pernah dilaporkan.
Penggunaan dosis besar dan jangka panjang Puyer No. 16 dapat menyebabkan kerusakan hati.

PERINGATAN DAN PERHATIAN
Bila dalam waktu 2 hari setelah minum Puyer No. 16 demam belum turun atau bila nyeri tidak hilang dalam waktu 5 hari, segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.
Hati-hati penggunaan Puyer No. 16 pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
Puyer No. 16 tidak dianjurkan untuk diberikan kepada bayi, ibu hamil, dan ibu yang sedang menyusui.

INTERAKSI OBAT
Puyer No. 16 dapat memperpanjang waktu perdarahan bila diminum bersama antikoagulan.
Asetosal dapat meningkatkan efek hipoglikemik dari sulfonilurea. Karena itu, sebaiknya jangan diminum bersama-sama dengan sulfonilurea.
Puyer No. 16 dapat meniadakan efek urikosurik dari probenesid, sulfinpirazon, dan fenilbutazon; sedikit menurunkan efek natriuretik dari diuretik; dan meningkatkan efek toksik dari metotreksat.
SEDIAAN
Boks @ 12 bungkus.

PENYIMPANAN
Simpan di tempat sejuk dan kering.

sumber :
http://www.bintang7.com/


Data Dari Redavell mengenai Puyer No.16

Jenis Rancangan: Kemasan

Jenis Produk: Obat-obatan

Nama Produk: Puyer No. 16

No. daftar legal:
D.2615574

Visual Tampak: Background yang digunakan adalah warna kuning. Kemudian pada bagian tengah kemasan terdapat ukiran Jawa dengan logo Bintang Tujuh berwarna merah ditengah-temgah ukiran. Pada bagian atas kemasan terdapat tulisan logo Bintang Toedjoe berwarna putih diatas bentuk pita memanjang berwarna merah.

Layout Puyer ini didominasi dengan warna merah dan kuning. Warna merah memiliki arti kebahagiaan dan keberuntungan bagi masyarakat China. Sedangkan warna kuning merupakan warna ‘simbolik’ bagi orang China. Selain itu warna oranye juga menekankan produk yang tidak mahal. Ukiran yang ada di tengah dipengaruhi oleh ukiran khas Jawa.



Gambar di atas adalah ukiran yang digunakan pada kemasan Puyer No.16

SEJARAH UKIRAN
Ukiran kayu atau di seni ukir merupakan seni pertukangan tangan yang menjadi satu tradisi dalam masyarakat Nusantara (berawal dari suku bangsa melayau> sejak zaman dahulu yang berkembang secara turun-temurun. Seni ukir akan memperkenalkan teknik dan motif bunga ukir yang menjadi ciri khas ukiran Melayu tradisional. Menghasikan sebuah karya seni ukir memerlukan kemahiran, juga kemampuan memilih kayu, memproses kayu, memilih dan melukis motif ukiran hingga mengukir silat dengan menggunakan pemahat dan pisau wali.

SEJARAH PERKEMBANGAN UKIRAN KAYU
Sukar untuk melihat catatan untuk mengetahui sejarah awal ukiran kayu. Namun demikian catatan sejarah dari perjumpaan di zaman batu Neolitik di Asia Tenggara menunjukkan terdapatnya pengukir-pengukir handal telah wujud di zaman dahulu. Ini terbukti ukiran yang terdapat pada belanga, gelang, kendi dan pinggan mangkuk.Sejarah awal mengenai ukiran kayu di negara ini boleh diketahui setelah kita membaca buku Sejarah Melayu atau Sulalatus Salatin. Buku yang dikarang oleh Tun Sri Lanang itu ditulis pada abad ke-17. Dalam tulisan Tun Sri Lanang, tercatat keindahan seni bina istana Sultan Mansur Syah yang memerintah Melaka pada tahun 1459 hingga tahun 1477. Istana berukir indah itu digelar oleh rakyat Melaka sebagai 'Istana Hawa Nafsu'.
Seni ukir di negara ini telah pun berkembang lebih awal lagi daripada catatan Tun Sri Lanang, namun tidak ada catatan mengenainya.
Satu lagi catatan silam mengenai seni bina ialah Hikayat Misa Melayu. Dalam hikayat itu digambarkan mengenai seni ukir di istana yang terletak di Pulau Indera Sakti, sebuah tempat di Kuala Sungai Kinta, Perak Darul Ridzuan semasa pemerintahan Sultan Iskandar Zulkarnain (1756 - 1780). Di negeri Kelantan, Terengganu dan Pahang dan Kedah adalah negeri yang mempunyai pengukir dari turun temurun. Dikata bahawa kebanyakan ukiran kayu adalah terpengaruh dengan motif ukiran negara Siam, kerana pada suatu masa dahulu negeri ni di bawah pengaruh Siam. Ini adalah berdasarkan corak ukiran masjid, wakaf, istana dan rumah-rumah lama banyak persamaan dengan seni ukir negeri Siam. Tidak menghairankan kalau dikatakan bahawa seni ukir di negara ini telah didatangi dari selatan negeri Thailand yaitu Patani.

Sumber :
http://redavell.blogspot.com/2007/09/jenis-rancangan-kemasan-jenis-produk.html

26 Oktober 2007

Keramik CIna

Keramik Cina

Alkisah, seorang raja Cina mengundang Sunan Gunung Jati alias Syech Syarief Hidayatullah datang untuk menguji kesaktian san sunan. Oleh raja, Sunan diminta untuk menebak apakah anaknya Tan Hong Tien Nio yang populer dengan sebutan Putri Ong Tien hamil atau tidak. Sunan menebak sang putri hamil, padahal perut sang putir sengaja diisi tempat beras agar kelihatan hamil. Sunan Gunung Jati ditertawakan oleh para pembesar raja. Namun, ternyata sang putri benar-benar hamil. Untuk menghindari malu, Putri Ong Tien pun dikawinkan oleh raja dengan Sunan Gunung Jati. Rombongan besar pengantin datang dari Cina ke Cirebon dengan membawa keramik, porselen, piring, dan barang-barang khas Cina lainnya.Kisah ini tak jelas kebenarannya. Yang jelas, kisah ini menuturkan persentuhan budaya antara Islam dan Cina. Makam Putri Ong Tien pun bisa dijumpai di sisi makam Sunan Gunung Jati.Semua situs bersejarah di Cirebon, dari ketiga keraton, kompleks makam Sunan Gunung Jati, masjid-masjid agung, sampai tempat pemandian Sunyaragi memiliki ornamen utama berupa porselen asal Cina. Sekali lagi sayang, tangan-tangan jahil mencopoti porselen-porselen yang menghiasi dinding-dinding di setiap bangunan bersejarah.

23 September 2007

Asal Muasal Logo bintang tujuh



Tujuh saudari alias The Seven Sisters, dikenal juga sebagai Pleiades, tampak dalam foto inframerah terbaru hasil jepretan Teleskop Ruang Angkasa Spitzer. Dalam foto yang dipublikasikan NASA baru-baru ini, terlihat awan debu berarak di sekitar bintang-bintang.

Gugusan bintang The Seven Sisters lahir sekitar seratus juta tahun lalu. Ia berada di arah rasi bintang Taurus, berjarak lebih dari 400 tahun cahaya dari bumi. Sebagai gambaran, satu tahun cahaya adalah jarak yang bisa dicapai cahaya selama satu tahun, sekitar 9,46 trilyun kilometer.

Dalam foto Spitzer, awan-awan debu Pleiades berwarna kuning, hijau, dan merah, mengikuti gugusan bintang itu berjalan. Bagian awan yang padat diwakili warna kuning dan merah, sementara yang tidak terlalu padat terlihat dalam semburat warna hijau.

Dan kini ku tahu!!!! Yes!!

Ternyata Logo bintang tujuh diambil dari rasi bintang The Seven Sisters yang dikenal juga sebagai Pleiades. Hal ini dikarenakan oleh jumlah anak perempuan yang dimiliki oleh Tan Jun She yaitu 7 orang.


Sumber: AP / wsn - Kompas Cyber Media

Motif Bunga Pada Kemasan Kam Cek San



Motif border bunga pada kemasan Kam Cek San menyerupai motif bunga pada botol wine yang terbuat dari keramik dari China, yang juga cukup populer pada dinasti Song (960-1279)

Sumber: www.orientations.com

Rasi Bintang Yang Juga Mirip Dengan Logo PT Bintang Toedjoe

Rasi Bintang Big Dipper atau sering disebut Ursa Major yang berarti beruang besar adalah suatu rasi bintang yang tampak sepanjang tahun di belahan utara. Rasi bintang ini juga terlihat mirip dengan logo PT Bintang Toedjoe selain rasi bintang Pegasus.

Sumber : www.astro-event-november.html


Tentang Jamu

SEJARAH JAMU

Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di Indonesia yang mana pertama kali jamu dikenal dalam lingkungan Istana atau keraton yaitu Kesultanan di Djogjakarta dan Kasunanan di Surakarta. Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, orang-orang lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai mengajarkan meracik jamu kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu berkembang sampai saat ini tidak saja hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri. Bagi masyarakat Indonesia, Jamu adalah resep turun temurun dari leluhurnya agar dapat dipertahankan dan dikembangkan. Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar, daun, buah, bunga, maupun kulit kayu. Sejak dahulu kala, Indonesia telah dikenal akan kekayaannya, tanah yang subur dengan hamparan bermacam-macam tumbuhan yang luas. Tanah yang subur dengan kekayaan tanaman sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia karena mereka bergantung dari alam dalam usahanya untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Pengolahan tanah, pemungutan hasil panen, proses alam tidak hanya menghasilkan makanan, tetapi juga berbagai produk yang berguna untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Leluhur kita menggunakan resep yang terbuat dari daun, akar dan umbi-umbian untuk mendapatkan kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit, serta persiapan-persiapan lain yang menyediakan perawatan kecantikan muka dan tubuh yang lengkap. Campuran tanaman obat traditional ini di kenal sebagai JAMU. Dimana Indonesia dikenal sebagai Negara nomor 2 dengan tanaman obat tradisional setelah Brazilia.


PEMBUATAN JAMU



Sumber :

Rasi Bintang

Pegasus (Kuda Terbang) adalah suatu rasi bintang di belahan utara, dinamai dari mitologi Pegasus. Rasi ini adalah salah satu dari 88 konstelasi modern, dan juga satu dari 48 konstelasi yang didaftar
oleh Ptolemy.
Jika kita lihat rasi bintang dari Pegasus ini mirip dengan logo yang dipakai oleh PT Bintang Toedjoe. Kelompok kami belum menemukan sejarah dari logo PT Bintang Toedjoe. Cuma pada saat ini kami hanya melihat kemiripan dari rasi bintang Pegasus dengan logo PT Bintang Toedjoe, hanya saja ada perbedaan di bagian ekornya. Rasi bintang Pegasus menghadap ke kanan, sedangkan logo PT Bintang Toedjoe menghadap ke kiri.

22 September 2007

Obat Cacing Tak Efektif Berantas Penyakit Cacingan

Pemberantasan penyakit cacingan merupakan upaya jangka panjang yang terus berkesinambungan. Namun, untuk efektivitasnya, pemberantasan cacingan tak bisa mengandalkan obat-obatan buatan pabrik farmasi. Obat cacing bukan seperti vaksinasi dan tak mampu memberi kekebalan kepada penderita agar di kemudian hari tak terkena penyakit cacingan.

"Kalau seorang penderita penyakit cacingan diobati sekarang, misalnya, mungkin akan hilang cacingnya, namun akan segera terkena cacingan lagi apabila pola hidupnya tidak sehat," demikian Direktur Pelayanan Kesehatan Yayasan Kusuma Buana Dr Adi Sasongko MA ketika berbicara dalam Seminar Sosialisasi Program Pemberantasan Penyakit Cacingan di Aula PKBI Yogyakarta, Rabu (7/5).

Ia menambahkan, karena itu yang penting bukan obat. Tetapi perilaku hidup yang sehat dan bersih yang lebih menjamin orang atau anak itu terhindar dari penyakit cacingan.

Menurut Adi, cacingan menyebabkan infeksi cacing usus (soil-transmitted helminthasis) yang disebabkan tiga jenis cacing, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Hookworm, Necator americanus dan Ankylostoma). Cacing-cacing itu bersifat parasit dan daur hidupnya berkaitan dengan perilaku bersih dan kondisi sanitasi lingkungan.

Landasan perilaku
Pada saat ini, papar Adi, pemberantasan cacingan difokuskan pada anak-anak yang masih di tingkat sekolah dasar. Ini disebabkan usia sekolah mempunyai prevalensi dan densitas infeksi tertinggi dibandingkan dengan kelompok umur lain.

"Penjangkauan melalui sekolah juga lebih efektif dan efisien. Selain itu, anak usia sekolah dasar sedang dalam usia pembentukan norma perilaku hidup bersih dan sehat yang akan menjadi landasan perilaku pada usia dewasa," katanya.

Sementara itu Kepala Subdinas Penanggulangan Penyakit dan Promosi Kesehatan Kota Yogyakarta Sri Wulanningsih mengungkapkan, kasus penyakit cacingan di puskesmas Yogyakarta relatif rendah, hanya 0,23 persen dari jumlah pengunjung, sedangkan angka kasus cacingan di sekolah dasar 6,85 persen.

Beberapa kebijakan yang telah dilakukan, antara lain melalui upaya pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan secara khusus melalui program unit kesehatan sekolah (UKS) di seluruh sekolahan serta program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS).
Program PMT-AS bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik anak usia sekolah dasar, negeri dan swasta, melalui perbaikan gizi dan kesehatan yang akhirnya akan mendorong minat dan kemampuan belajar siswa.
Sumber :

Apakah Jamu itu??

Overview : Ramuan unik dari Indonesia yang telah terbukti khasiatnya selama berabad-abad.


Nama Jamu

Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif. Konotasi tradisonal selalu melekat pada Jamu sebab Jamu memang sudah dikenal lama sejak jaman nenek moyang sebelum farmakologi modern masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, banyak resep racikan Jamu sudah berumur ratusan tahun dan digunakan secara turun temurun sampai saat ini.
Sebutan ini diperkenalkan pada publik oleh 'dukun' atau 'tabib', ahli pengobatan tradisional jaman dulu. Dari sinilah tradisi minum jamu memasyarakat. Dan sekarang, diperkirakan 80% penduduk Indonesia pernah menggunakan Jamu. Sebagaimana masyarakat barat mengenal susu, Jamu sangat popular bagi masyarakat Indonesia.

Sejarah Jamu

Tidak ada yang dapat memastikan sejak kapan tradisi meracik dan meminum jamu muncul. Tapi diyakini tradisi ini telah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Tradisi meracik dan meminum jamu sudah membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut adanya profesi 'tukang meracik jamu' yang disebut Acaraki.
Tradisi tersebut terus dikembangkan di keraton Yogya dan Solo, yang kemudian menjadi referensi utama bagi hampir semua perusahaan jamu di Indonesia. Meski demikian, sampai permulaan abad XX tradisi tersebut masih menjadi sesuatu yang ekslusif, hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya Tan Swan Nio dan Siem Tjiong Nio memassalkannya dengan mendirikan Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja pada tahun 1910 di Surabaya. Sejak saat itu, sejarah jamu dimulai.

Bentuk Jamu

Ada beberapa bentuk formula jamu yang siap pakai. Bentuk bubuk/powder merupakan bentuk yang paling umum. Namun adanya perkembangan teknologi membuat bentuk Jamu tidak terkesan tradisonal lagi. Banyak produsen jamu yang sudah mencetaknya dalam bentuk, pil, kapsul, kaplet, maupun cair.

Perbedaan Jamu dengan Obat Modern

Perbedaan yang paling mencolok antara jamu dengan obat modern terletak dari bahan pembuatnya. Jamu menggunakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang langsung diambil dari alam. Sedangkan Obat moderen dihasilkan dari senyawa bahan-bahan kimia sintetis. Oleh karena itu, tingkat efek samping jamu relatif sangat minim dibanding dengan obat modern. Jamu merupakan obat alami yang bebas efek samping.

Jamu di Negara Lain

Pada dasarnya, setiap negara atau wilayah mempunyai tradisi yang serupa dengan tradisi Jamu di Indonesia. Ramuan kesehatan tradisonal dari Negara India, Cina, atau Arab telah terkenal sejak dulu. Tradisi ini juga sudah berlangsung sejak lama. Namun 'Jamu' Indonesia mempunyai keistimewaan tersendiri. Ramuan 'Jamu' Indonesia sangat variatif dan bahan bakunya berkualitas sangat baik. Indonesia merupakan tempat yang sangat subur untuk hidupnya berbagai macam jenis dan varietas tanaman obat-obatan. Banyak tanaman langka untuk keperluan obat-obatan yang tumbuh subur di Indonesia.


20 September 2007

History PT. Bintang Toedjoe

PT Bintang Toedjoe didirikan di Garut, Jawa Barat, pada tanggal 29 April 1946 oleh Tan Jun She (seorang sinshe), Tjia Pu Tjien, dan Hioe On Tjan.Dipilihnya nama Bintang Toedjoe adalah sesuai dengan jumlah anak perempuan yang dimiliki oleh Tan Jun She yaitu 7 orang.

Pada waktu itu, dengan alat-alat yang sederhana dan mempekerjakan beberapa orang karyawan, PT Bintang Toedjoe berhasil memproduksi obat-obatan yang dijual bebas
guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat. Salah satu obat yang diproduksi sejak berdirinya adalah Puyer No. 16 (Obat Sakit Kepala No. 16) yang sampai
saat ini masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan diekspor ke beberapa negara.

Empat tahun sejak didirikan, PT Bintang Toedjoe pindah dari Garut ke kawasan Krekot, Jakarta, dan pada tahun 1974 PT Bintang Toedjoe kembali pindah ke kawasan
Cempaka Putih, Jakarta. Pada tahun 1970-an ini PT Bintang Toedjoe mulai memproduksi obat resep dokter.
Pada tahun 1985, PT Bintang Toedjoe dibeli oleh Kalbe Group dan berkembang dengan pesat. Tahun 1990 produk-produk PT Bintang Toedjoe mulai diekspor ke mancanegara.
Sejalan dengan peningkatan produksinya, lokasi di kawasan Cempaka Putih sudah tidak memadai lagi, sehingga pada tahun 1993 PT Bintang Toedjoe pindah ke Kawasan Industri Pulogadung, menempati area seluas 12.000 meter persegi. Lalu September 2002, Head Office pindah ke Pulomas, pabrik tetap di Pulogadung. Di area yang ditempati sampai sekarang ini, selain pabrik juga terletak kantor pusat PT Bintang Toedjoe.

Saat ini, dengan memperkerjakan lebih dari 1000 orang karyawan, PT Bintang Toedjoe merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang tidak hanya memproduksi obat-obatan, melainkan juga memproduksi suplemen makanan dan fitofarmaka.

19 September 2007

Bahaya Cacingan

Konsultasi Kesehatan
Awas Cacing!

SEBAIKNYA jangan lagi menganggap infeksi cacingan sebagai perkara sepele.
Meski memang belum terkabarkan infeksi ini bisa menyebabkan kematian, namun tetap
berbahaya. Infeksi cacingan sangat mengganggu kesehatan dan bisa membuat anak
mudah sakit.

Cacingan adalah jenis infeksi yang disebabkan karena adanya cacing
dalam usus manusia. Bukan hanya anak-anak yang bisa terkena
infeksi ini, juga orang dewasa. Apalagi bila orang itu tidak memedulikan
kebersihan. "Jumlah cacing yang ada di dalam tubuh manusia, yang menyebabkan
infeksi cacingan, tidak 1-2 ekor. Jumlahnya bisa puluhan, atau bahkan ratusan
ekor. Cacing-cacing ini menghisap sari makanan dalam tubuh, hingga si
penderita akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Bila terinfeksi cacingan, seseorang akan menderita "5
L": lemah, letih, loyo, lalai, dan lemas.
Kondisi "5 L" akan membuat anak mudah sakit. "Bila terus
didiamkan, dalam jangka panjang bisa terserang berbagai penyakit yang
diakibatkan kekurangan gizi, seperti hepatitis, rabun mata, dan berambut ijuk.
Selain itu,kemampuan belajar anak juga akan menurun, karena daya
tangkap anak cacingan lebih lemah daripada anak yang tidak cacingan,

Sedangkan bila terjadi pada orang dewasa, maka orang itu terancam menderita
anemia. Akibat lanjutannya, dalam kerangka lebih luas, akan menurunkan kualitas
sumber daya manusia, karena produktivitas penderita cacingan pasti menurun.

CACING GELANG PALING BANYAK

Menurut penelitian,ada 3 jenis cacing yang sering ditemukan dalam
usus manusia, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk
(Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus). Setiap cacing memiliki ciri-ciri spesifik. Cacing gelang,
misalnya, bisa mencapai panjang 15-35 cm, meski berada dalam perut manusia.
Cacing ini juga mampu bertelur hingga 200.000 butir per hari, yang sebagian
keluar bersama dengan tinja.

Sementara cacing cambuk (disebut begitu karena bentuknya seperti cambuk),
panjangnya bisa mencapai 45 milimeter dan hidup dalam usus besar. Cacing ini,
kalau mengeram dalam perut, bisa sangat merepotkan, menyebabkan seseorang diare
disertai ingus dan darah.Keadaan ini bisa berlangsung berbulan-bulan.
Cacing cambuk menghisap sari makanan dan darah,


Lebih ganas lagi adalah cacing tambang. Cacing ini menghisap darah dari dinding
usus. Penularan cacing ini melalui telur yang keluar bersama tinja, untuk kemudian
menetas menjadi larva. "Pada saat berjalan tanpa alas kaki, larva ini
dapat menembus kulit kaki dan selanjutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam
usus dan menetap di usus halus. Ukuran cacing ini paling kecil bila
dibandingkan kedua cacing lainnya, hanya dapat mencapai 13 milimeter,
Tanpa kita sadari, telur cacing gelang dan cambuk sebenarnya ada di mana-mana. Di
udara, telur cacing yang berbahaya ini bercampur dengan debu, lalu diterbangkan
angin. Telur cacing ini bisa hinggap pada makanan atau minuman yang dibiarkan
terbuka. "Jika makanan dan minuman itu dikonsumsi, maka ikut pula telur
cacing itu. Dalam usus telur ini berkembang menjadi larva.

Menurut hasil penelitian Departemen Kesehatan
tahun 1995 yang dilakukan di Sumater Utara, diperoleh hasil bahwa 60,2 persen
anak-anak usia SD di sana menderita infeksi cacing gelang. Lainnya, 53,8 persen
terinfeksi cacing cambuk dan 6,7 persen terinfeksi cacing tambang. Jadi cukup
banyak anak yang dalam perutnya terdapat dua jenis cacing.