23 September 2007

Asal Muasal Logo bintang tujuh



Tujuh saudari alias The Seven Sisters, dikenal juga sebagai Pleiades, tampak dalam foto inframerah terbaru hasil jepretan Teleskop Ruang Angkasa Spitzer. Dalam foto yang dipublikasikan NASA baru-baru ini, terlihat awan debu berarak di sekitar bintang-bintang.

Gugusan bintang The Seven Sisters lahir sekitar seratus juta tahun lalu. Ia berada di arah rasi bintang Taurus, berjarak lebih dari 400 tahun cahaya dari bumi. Sebagai gambaran, satu tahun cahaya adalah jarak yang bisa dicapai cahaya selama satu tahun, sekitar 9,46 trilyun kilometer.

Dalam foto Spitzer, awan-awan debu Pleiades berwarna kuning, hijau, dan merah, mengikuti gugusan bintang itu berjalan. Bagian awan yang padat diwakili warna kuning dan merah, sementara yang tidak terlalu padat terlihat dalam semburat warna hijau.

Dan kini ku tahu!!!! Yes!!

Ternyata Logo bintang tujuh diambil dari rasi bintang The Seven Sisters yang dikenal juga sebagai Pleiades. Hal ini dikarenakan oleh jumlah anak perempuan yang dimiliki oleh Tan Jun She yaitu 7 orang.


Sumber: AP / wsn - Kompas Cyber Media

Motif Bunga Pada Kemasan Kam Cek San



Motif border bunga pada kemasan Kam Cek San menyerupai motif bunga pada botol wine yang terbuat dari keramik dari China, yang juga cukup populer pada dinasti Song (960-1279)

Sumber: www.orientations.com

Rasi Bintang Yang Juga Mirip Dengan Logo PT Bintang Toedjoe

Rasi Bintang Big Dipper atau sering disebut Ursa Major yang berarti beruang besar adalah suatu rasi bintang yang tampak sepanjang tahun di belahan utara. Rasi bintang ini juga terlihat mirip dengan logo PT Bintang Toedjoe selain rasi bintang Pegasus.

Sumber : www.astro-event-november.html


Tentang Jamu

SEJARAH JAMU

Jamu sudah dikenal sudah berabad-abad di Indonesia yang mana pertama kali jamu dikenal dalam lingkungan Istana atau keraton yaitu Kesultanan di Djogjakarta dan Kasunanan di Surakarta. Jaman dahulu resep jamu hanya dikenal dikalangan keraton dan tidak diperbolehkan keluar dari keraton. Tetapi seiring dengan perkembangan jaman, orang-orang lingkungan keraton sendiri yang sudah modern, mereka mulai mengajarkan meracik jamu kepada masyarakat diluar keraton sehingga jamu berkembang sampai saat ini tidak saja hanya di Indonesia tetapi sampai ke luar negeri. Bagi masyarakat Indonesia, Jamu adalah resep turun temurun dari leluhurnya agar dapat dipertahankan dan dikembangkan. Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar, daun, buah, bunga, maupun kulit kayu. Sejak dahulu kala, Indonesia telah dikenal akan kekayaannya, tanah yang subur dengan hamparan bermacam-macam tumbuhan yang luas. Tanah yang subur dengan kekayaan tanaman sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia karena mereka bergantung dari alam dalam usahanya untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Pengolahan tanah, pemungutan hasil panen, proses alam tidak hanya menghasilkan makanan, tetapi juga berbagai produk yang berguna untuk perawatan kesehatan dan kecantikan. Leluhur kita menggunakan resep yang terbuat dari daun, akar dan umbi-umbian untuk mendapatkan kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit, serta persiapan-persiapan lain yang menyediakan perawatan kecantikan muka dan tubuh yang lengkap. Campuran tanaman obat traditional ini di kenal sebagai JAMU. Dimana Indonesia dikenal sebagai Negara nomor 2 dengan tanaman obat tradisional setelah Brazilia.


PEMBUATAN JAMU



Sumber :

Rasi Bintang

Pegasus (Kuda Terbang) adalah suatu rasi bintang di belahan utara, dinamai dari mitologi Pegasus. Rasi ini adalah salah satu dari 88 konstelasi modern, dan juga satu dari 48 konstelasi yang didaftar
oleh Ptolemy.
Jika kita lihat rasi bintang dari Pegasus ini mirip dengan logo yang dipakai oleh PT Bintang Toedjoe. Kelompok kami belum menemukan sejarah dari logo PT Bintang Toedjoe. Cuma pada saat ini kami hanya melihat kemiripan dari rasi bintang Pegasus dengan logo PT Bintang Toedjoe, hanya saja ada perbedaan di bagian ekornya. Rasi bintang Pegasus menghadap ke kanan, sedangkan logo PT Bintang Toedjoe menghadap ke kiri.

22 September 2007

Obat Cacing Tak Efektif Berantas Penyakit Cacingan

Pemberantasan penyakit cacingan merupakan upaya jangka panjang yang terus berkesinambungan. Namun, untuk efektivitasnya, pemberantasan cacingan tak bisa mengandalkan obat-obatan buatan pabrik farmasi. Obat cacing bukan seperti vaksinasi dan tak mampu memberi kekebalan kepada penderita agar di kemudian hari tak terkena penyakit cacingan.

"Kalau seorang penderita penyakit cacingan diobati sekarang, misalnya, mungkin akan hilang cacingnya, namun akan segera terkena cacingan lagi apabila pola hidupnya tidak sehat," demikian Direktur Pelayanan Kesehatan Yayasan Kusuma Buana Dr Adi Sasongko MA ketika berbicara dalam Seminar Sosialisasi Program Pemberantasan Penyakit Cacingan di Aula PKBI Yogyakarta, Rabu (7/5).

Ia menambahkan, karena itu yang penting bukan obat. Tetapi perilaku hidup yang sehat dan bersih yang lebih menjamin orang atau anak itu terhindar dari penyakit cacingan.

Menurut Adi, cacingan menyebabkan infeksi cacing usus (soil-transmitted helminthasis) yang disebabkan tiga jenis cacing, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Hookworm, Necator americanus dan Ankylostoma). Cacing-cacing itu bersifat parasit dan daur hidupnya berkaitan dengan perilaku bersih dan kondisi sanitasi lingkungan.

Landasan perilaku
Pada saat ini, papar Adi, pemberantasan cacingan difokuskan pada anak-anak yang masih di tingkat sekolah dasar. Ini disebabkan usia sekolah mempunyai prevalensi dan densitas infeksi tertinggi dibandingkan dengan kelompok umur lain.

"Penjangkauan melalui sekolah juga lebih efektif dan efisien. Selain itu, anak usia sekolah dasar sedang dalam usia pembentukan norma perilaku hidup bersih dan sehat yang akan menjadi landasan perilaku pada usia dewasa," katanya.

Sementara itu Kepala Subdinas Penanggulangan Penyakit dan Promosi Kesehatan Kota Yogyakarta Sri Wulanningsih mengungkapkan, kasus penyakit cacingan di puskesmas Yogyakarta relatif rendah, hanya 0,23 persen dari jumlah pengunjung, sedangkan angka kasus cacingan di sekolah dasar 6,85 persen.

Beberapa kebijakan yang telah dilakukan, antara lain melalui upaya pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan secara khusus melalui program unit kesehatan sekolah (UKS) di seluruh sekolahan serta program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS).
Program PMT-AS bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik anak usia sekolah dasar, negeri dan swasta, melalui perbaikan gizi dan kesehatan yang akhirnya akan mendorong minat dan kemampuan belajar siswa.
Sumber :

Apakah Jamu itu??

Overview : Ramuan unik dari Indonesia yang telah terbukti khasiatnya selama berabad-abad.


Nama Jamu

Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif. Konotasi tradisonal selalu melekat pada Jamu sebab Jamu memang sudah dikenal lama sejak jaman nenek moyang sebelum farmakologi modern masuk ke Indonesia. Oleh karena itu, banyak resep racikan Jamu sudah berumur ratusan tahun dan digunakan secara turun temurun sampai saat ini.
Sebutan ini diperkenalkan pada publik oleh 'dukun' atau 'tabib', ahli pengobatan tradisional jaman dulu. Dari sinilah tradisi minum jamu memasyarakat. Dan sekarang, diperkirakan 80% penduduk Indonesia pernah menggunakan Jamu. Sebagaimana masyarakat barat mengenal susu, Jamu sangat popular bagi masyarakat Indonesia.

Sejarah Jamu

Tidak ada yang dapat memastikan sejak kapan tradisi meracik dan meminum jamu muncul. Tapi diyakini tradisi ini telah berjalan ratusan bahkan ribuan tahun. Tradisi meracik dan meminum jamu sudah membudaya pada periode kerajaan Hindu-Jawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti Madhawapura dari jaman Majapahit yang menyebut adanya profesi 'tukang meracik jamu' yang disebut Acaraki.
Tradisi tersebut terus dikembangkan di keraton Yogya dan Solo, yang kemudian menjadi referensi utama bagi hampir semua perusahaan jamu di Indonesia. Meski demikian, sampai permulaan abad XX tradisi tersebut masih menjadi sesuatu yang ekslusif, hanya dikerjakan oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya Tan Swan Nio dan Siem Tjiong Nio memassalkannya dengan mendirikan Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja pada tahun 1910 di Surabaya. Sejak saat itu, sejarah jamu dimulai.

Bentuk Jamu

Ada beberapa bentuk formula jamu yang siap pakai. Bentuk bubuk/powder merupakan bentuk yang paling umum. Namun adanya perkembangan teknologi membuat bentuk Jamu tidak terkesan tradisonal lagi. Banyak produsen jamu yang sudah mencetaknya dalam bentuk, pil, kapsul, kaplet, maupun cair.

Perbedaan Jamu dengan Obat Modern

Perbedaan yang paling mencolok antara jamu dengan obat modern terletak dari bahan pembuatnya. Jamu menggunakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang langsung diambil dari alam. Sedangkan Obat moderen dihasilkan dari senyawa bahan-bahan kimia sintetis. Oleh karena itu, tingkat efek samping jamu relatif sangat minim dibanding dengan obat modern. Jamu merupakan obat alami yang bebas efek samping.

Jamu di Negara Lain

Pada dasarnya, setiap negara atau wilayah mempunyai tradisi yang serupa dengan tradisi Jamu di Indonesia. Ramuan kesehatan tradisonal dari Negara India, Cina, atau Arab telah terkenal sejak dulu. Tradisi ini juga sudah berlangsung sejak lama. Namun 'Jamu' Indonesia mempunyai keistimewaan tersendiri. Ramuan 'Jamu' Indonesia sangat variatif dan bahan bakunya berkualitas sangat baik. Indonesia merupakan tempat yang sangat subur untuk hidupnya berbagai macam jenis dan varietas tanaman obat-obatan. Banyak tanaman langka untuk keperluan obat-obatan yang tumbuh subur di Indonesia.


20 September 2007

History PT. Bintang Toedjoe

PT Bintang Toedjoe didirikan di Garut, Jawa Barat, pada tanggal 29 April 1946 oleh Tan Jun She (seorang sinshe), Tjia Pu Tjien, dan Hioe On Tjan.Dipilihnya nama Bintang Toedjoe adalah sesuai dengan jumlah anak perempuan yang dimiliki oleh Tan Jun She yaitu 7 orang.

Pada waktu itu, dengan alat-alat yang sederhana dan mempekerjakan beberapa orang karyawan, PT Bintang Toedjoe berhasil memproduksi obat-obatan yang dijual bebas
guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan obat. Salah satu obat yang diproduksi sejak berdirinya adalah Puyer No. 16 (Obat Sakit Kepala No. 16) yang sampai
saat ini masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan diekspor ke beberapa negara.

Empat tahun sejak didirikan, PT Bintang Toedjoe pindah dari Garut ke kawasan Krekot, Jakarta, dan pada tahun 1974 PT Bintang Toedjoe kembali pindah ke kawasan
Cempaka Putih, Jakarta. Pada tahun 1970-an ini PT Bintang Toedjoe mulai memproduksi obat resep dokter.
Pada tahun 1985, PT Bintang Toedjoe dibeli oleh Kalbe Group dan berkembang dengan pesat. Tahun 1990 produk-produk PT Bintang Toedjoe mulai diekspor ke mancanegara.
Sejalan dengan peningkatan produksinya, lokasi di kawasan Cempaka Putih sudah tidak memadai lagi, sehingga pada tahun 1993 PT Bintang Toedjoe pindah ke Kawasan Industri Pulogadung, menempati area seluas 12.000 meter persegi. Lalu September 2002, Head Office pindah ke Pulomas, pabrik tetap di Pulogadung. Di area yang ditempati sampai sekarang ini, selain pabrik juga terletak kantor pusat PT Bintang Toedjoe.

Saat ini, dengan memperkerjakan lebih dari 1000 orang karyawan, PT Bintang Toedjoe merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia yang tidak hanya memproduksi obat-obatan, melainkan juga memproduksi suplemen makanan dan fitofarmaka.

19 September 2007

Bahaya Cacingan

Konsultasi Kesehatan
Awas Cacing!

SEBAIKNYA jangan lagi menganggap infeksi cacingan sebagai perkara sepele.
Meski memang belum terkabarkan infeksi ini bisa menyebabkan kematian, namun tetap
berbahaya. Infeksi cacingan sangat mengganggu kesehatan dan bisa membuat anak
mudah sakit.

Cacingan adalah jenis infeksi yang disebabkan karena adanya cacing
dalam usus manusia. Bukan hanya anak-anak yang bisa terkena
infeksi ini, juga orang dewasa. Apalagi bila orang itu tidak memedulikan
kebersihan. "Jumlah cacing yang ada di dalam tubuh manusia, yang menyebabkan
infeksi cacingan, tidak 1-2 ekor. Jumlahnya bisa puluhan, atau bahkan ratusan
ekor. Cacing-cacing ini menghisap sari makanan dalam tubuh, hingga si
penderita akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Bila terinfeksi cacingan, seseorang akan menderita "5
L": lemah, letih, loyo, lalai, dan lemas.
Kondisi "5 L" akan membuat anak mudah sakit. "Bila terus
didiamkan, dalam jangka panjang bisa terserang berbagai penyakit yang
diakibatkan kekurangan gizi, seperti hepatitis, rabun mata, dan berambut ijuk.
Selain itu,kemampuan belajar anak juga akan menurun, karena daya
tangkap anak cacingan lebih lemah daripada anak yang tidak cacingan,

Sedangkan bila terjadi pada orang dewasa, maka orang itu terancam menderita
anemia. Akibat lanjutannya, dalam kerangka lebih luas, akan menurunkan kualitas
sumber daya manusia, karena produktivitas penderita cacingan pasti menurun.

CACING GELANG PALING BANYAK

Menurut penelitian,ada 3 jenis cacing yang sering ditemukan dalam
usus manusia, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk
(Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus). Setiap cacing memiliki ciri-ciri spesifik. Cacing gelang,
misalnya, bisa mencapai panjang 15-35 cm, meski berada dalam perut manusia.
Cacing ini juga mampu bertelur hingga 200.000 butir per hari, yang sebagian
keluar bersama dengan tinja.

Sementara cacing cambuk (disebut begitu karena bentuknya seperti cambuk),
panjangnya bisa mencapai 45 milimeter dan hidup dalam usus besar. Cacing ini,
kalau mengeram dalam perut, bisa sangat merepotkan, menyebabkan seseorang diare
disertai ingus dan darah.Keadaan ini bisa berlangsung berbulan-bulan.
Cacing cambuk menghisap sari makanan dan darah,


Lebih ganas lagi adalah cacing tambang. Cacing ini menghisap darah dari dinding
usus. Penularan cacing ini melalui telur yang keluar bersama tinja, untuk kemudian
menetas menjadi larva. "Pada saat berjalan tanpa alas kaki, larva ini
dapat menembus kulit kaki dan selanjutnya terbawa oleh pembuluh darah ke dalam
usus dan menetap di usus halus. Ukuran cacing ini paling kecil bila
dibandingkan kedua cacing lainnya, hanya dapat mencapai 13 milimeter,
Tanpa kita sadari, telur cacing gelang dan cambuk sebenarnya ada di mana-mana. Di
udara, telur cacing yang berbahaya ini bercampur dengan debu, lalu diterbangkan
angin. Telur cacing ini bisa hinggap pada makanan atau minuman yang dibiarkan
terbuka. "Jika makanan dan minuman itu dikonsumsi, maka ikut pula telur
cacing itu. Dalam usus telur ini berkembang menjadi larva.

Menurut hasil penelitian Departemen Kesehatan
tahun 1995 yang dilakukan di Sumater Utara, diperoleh hasil bahwa 60,2 persen
anak-anak usia SD di sana menderita infeksi cacing gelang. Lainnya, 53,8 persen
terinfeksi cacing cambuk dan 6,7 persen terinfeksi cacing tambang. Jadi cukup
banyak anak yang dalam perutnya terdapat dua jenis cacing.

11 September 2007

Kemasan Yang Dibahas "No. 17 Obat Cacing Kam Cek San"


No. 17 Obat Cacing "Kam Cek San"

(depan)


No. 17 Obat Cacing "Kam Cek San"
(belakang)



Data Teknis

  • Nama produk : Obat Cacing No. 17 Kam Cek San

  • Produsen : PT Bintang Toedjoe

  • Alamat produsen : Jl. Jend. A. Yani No. 2 Pulomas, Jakarta 13210
  • Telp. : (6221) 4757777

  • Faximile : (6221) 4718095

  • Nomor produk : REG. NO. D-7812180

  • Ukuran kemasan : 61 mm x 80 mm

  • Template :


Analisis

  • Pada logo terdapat tulisan “T. J. S
    Tulisan ini merupakan ini sial dari pendiri Bintang Toedjoe itu sendiri, yaitu Tan Jun She.
  • Dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, yang terlihat dari huruf Mandarin.
  • Penulisan huruf Mandarin ditulis dari sebelah kanan ke kiri.
Baca : di shi qi kuan
  • Artinya adalah ayat (butir) ke-17.
  • Kam Cek San berasal dari bahasa Hokkian.
  • Secara harafiah:
    - Kam Cek : cacingan
    - San : bubuk
  • Maka, dapat diartikan sebagai bubuk obat cacing.
  • Terdapat visual anak kecil yang sedang buang air besar dapat mempermudah masyarakat awam untuk memahami fungsi obat. Karena banyak orang pada zaman itu belum berpendidikan. Dan mereka lebih fasih melihat gambar daripada membaca tulisan.
  • Ilustrasi pada kemasan berupa outline saja. Hal ini dimaksudkan sebagai suatu simplifikasi.
  • Memadukan dan menyesuaikan dengan budaya sekitar walaupun tetap mempertahankan budaya asal.
  • Ornamen-ornamen bunga yang dipakai di kemasan bagian depan dipengaruhi oleh budaya Tionghoa.
  • Dalam kemasan, terdapat lingkaran biru. Dalam dunia kedokteran, lingkaran biru ini mempunyai arti obat yang dijual bebas dengan resep dokter.


Di bawah ini dilampirkan gambar motif bunga ( flora ) dari China, yang menurut kami mirip dengan yang ada pada kemasan :





Sumber : www.jollybebakery.com/painted.html


Sumber : Encarta 2006



Ini merupakan ware dish dari dinasti Song, China ( 960-1279). Didalamnya terdapat ukiran flora. Ada kemiripan antara ukiran flora pada kemasan Kam Cek San dengan ukiran flora pada ware dish ini. Hal ini juga menunjukkan bahwa kemasan Kam Cek San yang kami analisis mendapatkan pengaruh budaya China ( Tionghua ) dimana gaya khas ukiran mereka adalah ukiran flora.




Pleiades / Seven Sisters



Logo Bintang Toedjoe


Logo PT Bintang Toedjoe yang merupakan gugusan rasi bintang dengan jumlah 7 bintang diambil dari rasi bintang Tujuh saudari (The Seven Sisters) atau yang dikenal juga sebagai Pleiades. Gugusan bintang ini lahir sekitar seratus juta tahun lalu. Ia berada di arah rasi bintang Taurus, berjarak lebih dari 400 tahun cahaya dari bumi. Sebagai gambaran, satu tahun cahaya adalah jarak yang bisa dicapai cahaya selama satu tahun, sekitar 9,46 trilyun kilometer. Pemakaian rasi bintang Tujuh Saudari menjadi logo PT Bintang Toedjoe dikarenakan anak perempuan Tan Jun She (pemilik) berjumlah 7 orang. --> Hal tersebut sangat unik dan bisa dikaitkan dengan pepatah Cina yang mengatakan “Banyak anak banyak rejeki” Bagaimana menurut anda?
(untuk keterangan lebih lanjut mengenai rasi bintang ini silakan melihat asal muasal logo Bintang Toedjoe)






10 September 2007

Kebudayaan dan kesenian

Menurut sejarah, kebudayaan Indonesia merupakan suatu hasil proses yang panjang sekali dan telah berkali-kali mengalami kontak dengan kebudayaan yang datang dari luar. Walaupun demikian, bangsa Indonesia telah berhasil mengolah semua masakan dari luar menjadi miliknya sendiri sesuai dengan kondisi sosialnya sendiri, sehingga menjadi kebudayaan yang berkepribadian Indonesia. Bangsa Indonesia telah berhasil mewujudkan kemampuannya sendiri. Berdasarkan data empiris kebudayaan Indonesia dibagi menjadi empat:

  1. Sistem budaya kelompok ethnis pribumi yang masing-masing beranggapan, bahwa kebudayaan mereka itu diwariskan secara turun temurun sejak nenek moyang yang hidup di alam dongeng. Masing-msing budaya kelompok ethnis ini mempunyai tanah asal, wilayah tempat para nenek moyang menetap dan asal mula masyarakat etnik itu. Sistem budaya ini biasanya disebut sistem adat atau adat
  2. Sistem budaya agama besar yang tanpa kecuali berasal dari luar Indonesia. Sistem budaya jenis ini mempunyai banyak pengikut di luar Indonesia dan inilah yang merupakan pembeda yang terpenting antara sistem budaya yang berdasarkan agama dengan sistem budaya yang berdasarkan sistem adat.
  3. Sistem budaya yang merupakan satu-satunya ialah sistem budaya Indonesia. Ia merupakan yang termuda diantara sistem budaya lainnya, namun merupakan yang terpenting jika dipandang dari sudut fungsinya dan pengintegrasian masyarakat Indonesia secara total. Semua penduduk, baik yang pribumi maupun non pribumi dapat dianggap sebagai anggota sistem budaya ini
  4. Sistem budaya yang majemuk yang terdiri dari sistem-sistem budaya asing yang sedikit banyak mempengaruhi pikiran, sikap dan tindakan sebagian dari penduduk yang tersebar di kepulauan Indonesia.

Setiap sistem budaya diatas mempunyai unsur tertentu seperti kosa kata, kepercayaan, pengetahuan, norma, atau isyarat yang berbeda satu sama lain. Namun pada saat yang bersamaan juga dapat menjadi bagian dari sistem budaya yang lain.

09 September 2007

Kaitan kesenian dengan kebudayaan

Kesenian sebagai unsur kebudayaan, tumbuh ibarat pohon yang berbatang, berdahan dan bercabang serta menghasilkan buah. Buah seni disebut karya seni. Sebagai salah satu unsur kebudayaan, kesenian tidak dapat dipisahkan dengan unsur lainnya antar lain: sistem religi (upacara keagamaan), sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, sistem pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan.

Karya seni adalah ciptaan manusia dan dihadirkan untuk manusia, lepas dari masalah baik dan buruk, indah atau tidak, bermanfaat atau tidak untuk kehidupan manusia. Sejarah perkembangan manusia telah menunjukan bahwa seni senantiasa hadir dalam kehidupan manusia.

Seni Rupa
Seni rupa adalah bentuk seni yang ekspresinya tertuang kedalam 2 atau 3 dimensi. Bentuk seni ini mempunyai rupa, sehingga dapat disaksikan (visual). Di dalam perkembangannya, seni rupa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

Seni Murni
Istilah “murni” dipergunakan untuk mempertegas bahwa bentuk seni rupa ini sangat didorong oleh kehendak nurani untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada sangkutpautnya dengan kebutuhan fisik manusia. Ia lebih merupakan rohani. Bentuk seni ini sudah ada sejak manusia ada seperti lukisan gua manusia purba. Hingga kini dorongan kehendak nurani untuk meciptakan bentuk seni murni masih tetap ada di tengah-tengah kehidupan manusia yang kehidupannya diwarnai oleh teknologi. Perbedaan bentuk 2 dan 3 dimensi, serta perbedaan teknik telah membagi seni murni dalam tiga cabang, yaitu:

- Seni lukis
Menekankan pada penciptaan bentuk seni rupa 2 dimensi melalui proses kreatif secara langsung.
- Seni grafis
Menekankan pada penciptaan bentuk seni rupa melalui proses teknik cetak atau tidak langsung.
- Seni patung
Menekankan pada penciptaan bentuk seni rupa 3 dimensi melalui proses kreatif secara langsung maupun tidak langsung.

Seni Kriya
Pengertian baku secara universal adalah bahwa kriya merupakan kegiatan kreatif yang menciptakan bentuk yang dibutuhkan secara fisik oleh manusia. Barang-barang tersebut tercipta melalui keterampilan tangan. Berbeda dengan desain yang menghasilkan gagasan dalam bentuk gambar, maka kriya langsung menghasilkan barang dari tangan sang pencipta.

Desain
Desain adalah suatu kegitan didalam seni rupa yang berkaitan erat dengan teknologi. Pengertian desain dirumuskan sebagai, suatu proses kreatif yang menghasilkan bentuk objek yang bernilai, serta dibutuhkan masyarakat. Nilai tersebut tidak semata-mata terletak pada visual saja tapi pada prinsipnya terjadi karena ada hubungan struktural dan fungsional sebagai suatu sistem yang terpadu. Kegiatan desain mencakup berbagai aspek dalam kehidupan manusia yang terus berkembang. Kegiatan desain dalam seni rupa tidak berdiri sendiri karena hasilnya merupakan hasil kerjasama dengan disiplin lain diluar seni rupa. Salah satu cabang dari desain dalam kaitannya dengan komunikasi adalah desain grafis, yang menekankan pada perencanaan bentuk sebagai media komunikasi massal dengan tujuan yang hakiki adalah untuk menyampaikan pesan dalam bentuk visual (gambar, tulisan) secara cepat dan sasaran yang tepat.

Kartu per pus.....

Ceritanya kita da sampe di Perpus Nasional...
lalu mao pinjem buku....
tanya sana-sini, ampe nyasar ke berbagai gedung.....
untung ada satu orang ibu yang bae...
n mao nunukin jalan gt.....
ternyata ga sampe disitu aj....
beda mang ya....
perpus nasional namanya....
kita ga bisa sembarangan masuk dan minjem buku.....

TERNYATA....
KITA MESTI BWT KARTU ANGGOTA DULU....
HAHAHAHAHHA
akhirnya dibuat lah satu kartu....
tentunya namanya mahasiswa kga mao rugi....
ya alhasil to kartu di pake bwt....
ber 4 hahahha
da kya kartu jaminan gt....

Tp keren juga ternyata tp kartu....
kapan2 di scanin d...
tunggu tugas2 na slese hahahha

thnx..

Perbandingan Nilai Budaya Jawa dan Tionghoa

Budaya Jawa disini yang diambil adalah kebudayaan yang banyak mempengaruhi orang-orang asli Indonesia (bukan warga keturunan) yang berasal dari pulau Jawa saja.

Sedangkan pada budaya cinanya yang diambil adalah kebudayaan yang banyak dianut oleh masyarakat Cina yang banyak tersebar di pulau Jawa khususnya lahir dan cukup lama di pulau Jawa.


Dari situ dapat kita tarik kesimpulan bahwa di Indonesia Etnis Tionghoa dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
  • Tionghoa Totok dimaksudkan sebagai orang Tionghoa yang baru menetap di Indonesia selama 1-2 generasi, dan biasanya masih memegang teguh nilai tradisi cina yang berasal dari nenek moyangnya.

  • Tionghoa Peranakan dimaksudkan sebagai orang Tionghoa yang sudah menetap lebih dari 3 generasi, Sekarang ini orang-orang Tionghoa yang ada di Indonesia merupakan Tionghoa peranakan,karena tradisi nenek moyang dari cina telah lama mulai menuntur dan orang-orang ini lebih banyak mengikuti tradisi budaya yang ada di Indonesia,walaupun dalam hal-hal tertentu masih memiliki kesamaan.
Dari buku "Kultur Cina dan Jawa (Pemahaman menuju asimilasi kultur)"oleh Drs. P. Hariyono. Dapat dikutip menurut C. dan F. Kluckhohn (Koentjaraningrat) Perbandingan nilai budaya Jawa dan Cina dapat dipisahkan menjadi beberapa persepsi sebagai berikut:


  1. Mengenai Hakekat Hidup, kedua budaya ini sama-sama mempunyai persamaan persepsi bahwa menggangap hidup itu penuh dengan kesengsaraan dan penderitaan yang harus diterima oleh setiap manusia, keduanya juga optimis untuk berusaha dan memperbaiki kondisi namun dengan cara yang berbeda.
  2. Hakekat Karya dan Etos Kerja, Pada persepsi ini ada perbedaan yang sangat signifikan. Orang Jawa hampir tidak ada motivasi kuat untuk bekerja, mereka bekerja hanya untuk menyambung hidup dan lebih senang mengosongkan hidup untuk dunia akherat kelak. Sedangkan orang Tionghoa, meskipun kehidupan di dunia dan di akherat harus di kejar semua, mereka mempunyai motivasi yang kuat untuk bekerja guna berbakti pada orang tua dan keluarga.
  3. Hubungan antara Manusia dan Alam, Kedua-duanya sama-sama hidup selaras dengan alam
  4. Persepsi mengenai Waktu, mereka mempunyai orientasi waktu yang sama yaitu masa lalu dan masa kini, tapi orang Tionghoa cenderung memiliki orientasi masa akan datang, sehingga membuat mereka seperti lebih cepat dan maju dari orang Jawa.
  5. Hubungan antara Manusia dan Sesama, Keduanya memiliki nilai sosial suka tolong-menolong dan mempunyai solideritas yang tinggi pada sistem kekerabatan, hanya pada orang Tionghoa lebih menekankan pada keluarga. Sedangkan orang Jawa lebih seimbang antara individu, keluarga dan masyarakat.

Maka itu karena memiliki kesamaan persepsi sampai sekarang budaya Tionghoa dan Jawa dapat berjalan beriringan dan saling melengkapi.

08 September 2007

Halaman berkeluh kesah

aduh... rese banget ni... da berapa kali telepon ke PT BINTANG TOEDJOE.. tetep ga dapet informasi yang kita cari...
mo bicara dengan managernya ja susah... dari pertama kali telepon mpe yang terakhir... tetep ga bisa ngomong ma managernya...huhuhuhu... ga bisa bikin janji d... huhuhu

Keknya operatornya juga keki s...hohohoho :D mungkin dy biung kenapa bnyak yang teleponin dy trus ngaku anak UNTAR... HOHOHOHO

Etnis Tionghoa

Peranan etnis Tionghoa di Indonesia selama puluhan tahun - sejak zaman Belanda sampai era Soeharto - cenderung terfokus di bidang bisnis.
Selain itu, banyak yang berpendapat bahwa konglongmerat keturunan Tionghoa tak perlu di musuhi. Mereka bahkan harus diajak membangun kembali ekonomi Indonesia, ditambah stok pengusaha di Indonesia tergolong langka.
Salah satu contohnya
Berdasarkan buku "Chinese Economic Activity in Netherlands India" dikatakan bahwa komunitas bisnis china sebagian besar berada di kota besar di Jawa, salah satunya di Jakarta (Batavia).
Datanglah seorang tokoh dari China yang bernama Mr. Tan Tek Fong yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan mengenai permasalahan bisnis. Kemudian dia membagikan pengalamannya dalam berbisnis di Jakarta pada saat itu.
Dimana menurut Mr. Tan Tek Fong bila kita ingin melakukan aktivitas bisnis kita harus mengikuti 4 point dari aktivitas bisnis agar tidak mengeluarkan banyak uang, yaitu :
1. Komersial
2. Industri
3. Artisan
4. Banking
Dari hal-hal di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa masuknya etnis Tionghoa ke Indonesia memberikan pengaruh yang cukup besar khususnya di bidang bisnis.

Tambahan Pengetahuan

Surat Kabar Tertua











Buku jilid tertua

Perpustakaan Nasional

Interior Perpus Nasional

3 Personil Djempolan-manis




Gedung Perpustakaan Nasional

01 September 2007

Beras Super Setra Ramos Cap "Ikan Dorang"


Beras Super Setra Ramos (depan)
"Cap Ikan Dorang"


Beras Super Setra Ramos (belakang)
"Cap Ikan Dorang"



Data Teknis

  • Nama produk : Beras Super Setra Ramos Cap "Ikan Dorang"
  • Produsen : PD. Cirebon
  • Alamat produsen : Pusat Perdagangan Beras Cipinang
    Blok II FB No. 3 Jatinegara, Jakarta 13230
  • Telp. : (6221) 4716018 - 4898547 - 4715401 - 4898624
  • Nomor produk : FB II No.:3 / PIC
  • Ukuran kemasan : 64 mm x 134 mm
  • Template :


Analisis

  • Dipakai sebagai citra, yaitu dijahit bersama dengan karung beras.
  • Menggunakan visual ikan dorang.
  • Pada masa lalu, untuk menyebut lauk digunakan kata ikan.
  • Contoh: “Ikan hari ini apa?” berarti “Lauk hari ini apa?”
  • Kelompok mengambil asumsi bahwa dipakai visual ikan, yaitu sebagai teman makan nasi.
  • Menggunakan 3 warna : merah-ungu-hijau. Dan dicetak dengan teknik sablon.
  • Komposisi huruf beraturan dari atas ke bawah sehingga terkesan simetris.

Kertas Sigaret "Paling Baik"


Kertas Sigaret "Paling Baik"
  • Visual kurang menarik
  • Dari kemasannya tidak ditemukan merek dari produk, hanya ada gambar pohon
  • Penggunaan sebagai kertas sigaret
  • Hasil cetak tidak baik karena bagian tulisan tidak jelas dan tidak terbaca.


Template :


Tjengkeh Radjangan "Kambing"



Tjengkeh Radjangan "Kambing"



Template :

Woor Kondang "Cap Bendera"


Woor Kondang "Cap Bendera"



  • Kemasan woor, yaitu kimia untuk mewarnai tekstil

  • Menggunakan kata “kondang “yang berarti “terkenal atau trend”

  • Visual yang tampak adalah bendera berkibar dengan inisial KD (Kondang)

  • Bendera digunakan untuk mewakili bahan kain, selain itu bendera yang berkibar merupakan simbol kemenangan

  • Bahan pembungkus yang dipakai adalah kertas coklat samsons

Template :

"Butterfly" mantle




"Butterfly" mantle




Analisis



  • Terdapat visual lampu templok dengan sayap kupu-kupu. Sehingga dapat diketahui bahwa fungsinya adalah memperindah lampu templok.

  • Mantle ini dibuat di China (made in China) dan dikirim ke Indonesia

  • Menggunakan warna merah sangat dominan dengan warna etnis TIonghoa, yaitu warna yang dianggap keberuntungan

  • Selain itu juga terdapat huruf Arab pada bagian atas, hal ini dimaksudkan karena di Indonesia juga dipengaruhi budaya Arab



Template :

Kertas Sigaret Cap "Kelapa Mas"

Kertas Sigaret Cap "Kelapa Mas"

Analisis

  • Orang merokok identik dengan santai, rilex sambil bersandar di pohon kelapa

  • Warna hijau digunakan mewakili warna kelapa hijau

  • Menggunakan warna merah dan hijau

  • Tampilan dan cetakan sangat baik dibandingkan kertas sigaret paling baik (kemasan kuning)


Template :

"Niten Jenang Ayu"


"Niten Jenang Ayu"
Makanan khas Jawa



  • Menggunakan potret diri sebagai jaminan professional dari pemiliknya bahwa produknya berkualitas. Selain itu untuk mempermudah konsumen dalam mengenali produk dan mengingatnya.

  • Nama ”Ayu” mungkin dipilih karena jenang ini berasal dari Klaten khas Jawa. Di mana biasanya orang jawa menyebut seorang wanita yang cantik dengan kata ayu – kemayu. Dalam foto NY.YM.Wignyowikarno juga menggunakan pakaian tradisional Jawa yaitu kebaya lengkap dengan kondenya untuk mencirikan khas Jawa.

  • Tangan Nyonya tersebut juga mengacung seperti mengisyaratkan ”Oke” (Jempol ke atas untuk menunjukkan rasa enak dari jenang tersebut. Jenang sendiri merupakan bahasa Jawa yang artinya dodol.

  • Peletakkan copy atau body content dibuat mengalir tepat mengikuti figur si nyonya. Kata jenang ”Ayu” dan makanan khas Jawa dibold untuk memberikan penekanan, karena kata-kata tersebut merupakan kata kunci yang penting dalam produk tersebut. Jenang merupakan jenis produk, Ayu merupakan nama produk, makanan khas Jawa merupakan USP-nya.

  • Menggunakan border berupa garis lurus yang sederhana. Melambangkan sifat kesederhanaan orang Jawa. Teknik cetak menggunakan teknik cetak sablon. Komposisi simetris, nama produk tervisualisasi berupa foto-body content.

  • Kekurangannya terdapat pada cara melayoutnya, hal ini ditunjukkan dengan layout yang tidak beraturan dan masih berantakan. Contohnya: komposisi produk diletakkan di \ tengah-tengah.


Template :













Obat Sumang "Ai kan Shan" Cap Kaki Tiga

Obat Sumang "Ai kan Shan"
Cap Kaki Tiga (depan)




Obat Sumang "Ai kan Shan"
Cap Kaki Tiga (belakang)


Data Teknis

  • Nama produk : Obat Sumang "Ai kan Shan" Cap Kaki Tiga

  • Produsen : PT. Sinde Budi Sentosa

  • Alamat produsen : Tambun

  • Nomor produk : DTL. 8524000723 A 1

  • Ukuran kemasan : 55 mm x 75 mm

  • Template :


Analisis

  • Warna yang dipakai adalah warna panas, untuk menunjukkan bahwa ini produk obat panas
  • Terdapat tulisan mandarin dan warna merah yang identik dengan budaya Tionghoa
  • Tulisan mandarin diletakkan di bagian kanan, karena penulisan Chinese dimulai dari kanan ke kiri
  • Font yang digunakan sederhana sehingga mudah terbaca

Sumba "Cap Stoples"

Sumba "Cap Stoples"
Pewarna kue dan sirop
Terdiri dari warna hijau, kuning, dan merah




Data Teknis

  • Nama Produk : Sumba Cap Stoples untuk kueh dan siroop
  • Nomor daftar : 123890 (warna merah), 220587 (warna kuning & hijau)
  • Ukuran kemasan : 128 mm x 34 mm
  • Template :

Analisis

  • Digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman, contoh: kue dan sirop.
  • Gambar “stoples” sesuai dengan kegunaan produk, yaitu pewarna kue dan sirup
  • Stoples à wadah (sirop, kue, kerupuk)
  • Warna-warna yang dipakai adalah warna dasar seperti merah dan kuning
  • Biru tidak digunakan karena biru berkesan racun/rusak/tidak segar, tidak sesuai untuk makanan dan minuman
  • Menurut kami, kemasan warna merah beredar pertama kali, sedangkan warna kuning dan hijau beredar setelahnya. Terlihat dari perbedaan nomor daftar dan sisi kiri/kanan kemasan. Pada kemasan yang lebih baru (hijau dan kuning) ditulis kegunaan produk, dan diberi gambar untuk membuat tampilan lebih menarik
  • Seharusnya pada bagian depan kemasan tidak perlu dituliskan kegunaan produk “Untuk kueh2 dan siroop” karena sudah ditulis pada sisi kiri dan kanan kemasan