22 September 2007

Obat Cacing Tak Efektif Berantas Penyakit Cacingan

Pemberantasan penyakit cacingan merupakan upaya jangka panjang yang terus berkesinambungan. Namun, untuk efektivitasnya, pemberantasan cacingan tak bisa mengandalkan obat-obatan buatan pabrik farmasi. Obat cacing bukan seperti vaksinasi dan tak mampu memberi kekebalan kepada penderita agar di kemudian hari tak terkena penyakit cacingan.

"Kalau seorang penderita penyakit cacingan diobati sekarang, misalnya, mungkin akan hilang cacingnya, namun akan segera terkena cacingan lagi apabila pola hidupnya tidak sehat," demikian Direktur Pelayanan Kesehatan Yayasan Kusuma Buana Dr Adi Sasongko MA ketika berbicara dalam Seminar Sosialisasi Program Pemberantasan Penyakit Cacingan di Aula PKBI Yogyakarta, Rabu (7/5).

Ia menambahkan, karena itu yang penting bukan obat. Tetapi perilaku hidup yang sehat dan bersih yang lebih menjamin orang atau anak itu terhindar dari penyakit cacingan.

Menurut Adi, cacingan menyebabkan infeksi cacing usus (soil-transmitted helminthasis) yang disebabkan tiga jenis cacing, yaitu cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Hookworm, Necator americanus dan Ankylostoma). Cacing-cacing itu bersifat parasit dan daur hidupnya berkaitan dengan perilaku bersih dan kondisi sanitasi lingkungan.

Landasan perilaku
Pada saat ini, papar Adi, pemberantasan cacingan difokuskan pada anak-anak yang masih di tingkat sekolah dasar. Ini disebabkan usia sekolah mempunyai prevalensi dan densitas infeksi tertinggi dibandingkan dengan kelompok umur lain.

"Penjangkauan melalui sekolah juga lebih efektif dan efisien. Selain itu, anak usia sekolah dasar sedang dalam usia pembentukan norma perilaku hidup bersih dan sehat yang akan menjadi landasan perilaku pada usia dewasa," katanya.

Sementara itu Kepala Subdinas Penanggulangan Penyakit dan Promosi Kesehatan Kota Yogyakarta Sri Wulanningsih mengungkapkan, kasus penyakit cacingan di puskesmas Yogyakarta relatif rendah, hanya 0,23 persen dari jumlah pengunjung, sedangkan angka kasus cacingan di sekolah dasar 6,85 persen.

Beberapa kebijakan yang telah dilakukan, antara lain melalui upaya pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan secara khusus melalui program unit kesehatan sekolah (UKS) di seluruh sekolahan serta program pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS).
Program PMT-AS bertujuan untuk meningkatkan ketahanan fisik anak usia sekolah dasar, negeri dan swasta, melalui perbaikan gizi dan kesehatan yang akhirnya akan mendorong minat dan kemampuan belajar siswa.
Sumber :

Tidak ada komentar: